Puisi: Rumpun Alang-Alang (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Rumpun Alang-Alang" karya W.S. Rendra menggambarkan perasaan konflik dan penyesalan dalam sebuah hubungan.
Rumpun Alang-Alang


Engkaulah perempuan terkasih, yang sejenak kulupakan, Sayang.
Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang.
Di hatiku alang-alang menancapkan akar-akarnya yang gatal.
Serumpun alang-alang gelap, lembut dan nakal.

Gelap dan bergoyang ia
dan ia pun berbunga dosa.
Engkau tetap yang punya
tapi alang-alang tumbuh di dada.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Rumpun Alang-Alang" karya W.S. Rendra menggambarkan perasaan konflik dan penyesalan dalam sebuah hubungan.

Judul Puisi: Judul "Rumpun Alang-Alang" mungkin mencerminkan kekacauan dan pertumbuhan liar yang melibatkan perasaan dalam puisi ini. Alang-alang adalah tanaman liar yang dapat dengan cepat menyebar dan mengambil alih area tertentu.

Pengungkapan Perasaan: Puisi ini dimulai dengan pengungkapan perasaan penulis terhadap seorang perempuan yang dicintainya. Ia menyebutnya sebagai "perempuan terkasih," yang menunjukkan perasaan cinta dan kerinduan yang mendalam.

Konflik dalam Hubungan: Puisi ini menciptakan gambaran perasaan konflik dalam hubungan. Kata "Kerna dalam sepi yang jahat tumbuh alang-alang di hatiku yang malang" menggambarkan adanya ketidakpastian dan jarak dalam hubungan tersebut. Alang-alang di hati melambangkan perasaan terganggu, seperti keraguan dan penyesalan.

Metafora Alang-Alang: Alang-alang digunakan sebagai metafora untuk perasaan yang tumbuh subur dan tak terkendali dalam hati penulis. Mereka mencengkeram hati dan menimbulkan rasa gatal, yang bisa diasosiasikan dengan keinginan yang sulit dikendalikan.

Penyesalan: Puisi ini menciptakan perasaan penyesalan terhadap konflik yang muncul dalam hubungan tersebut. Meskipun penulis mencintai perempuan tersebut, alang-alang dalam hatinya tumbuh liar dan "berbunga dosa." Ini bisa diartikan sebagai perasaan bersalah dan penyesalan atas tindakan atau perasaan yang mungkin telah merusak hubungan.

Dua Sisi Konflik: Puisi ini menciptakan kontras antara cinta yang masih ada ("Engkau tetap yang punya") dan perasaan konflik yang tumbuh di dalam hati ("tapi alang-alang tumbuh di dada"). Ini menggambarkan perasaan ambivalen penulis terhadap hubungannya.

Puisi "Rumpun Alang-Alang" menciptakan gambaran tentang perasaan konflik dan penyesalan dalam sebuah hubungan cinta. Ini adalah contoh bagaimana puisi dapat menggambarkan perasaan kompleks dan ambivalen dalam bahasa yang singkat dan kuat.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Rumpun Alang-Alang
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.