Puisi: Tak Bisa Kulupakan (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Tak Bisa Kulupakan" menggambarkan keterkaitan manusia dengan alam dan kekuatan emosional ingatan yang membentuk pengalaman hidup.
Tak Bisa Kulupakan

Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
sedapnya daun gugur, lembutnya lumut cendawan.
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
muramnya kasih gugur, lembutnya kecup penghabisan.

Tak bisa kulupakan hutan. tak bisa kulupakan
muramnya senyum hancur, lembutnya kubur ketiduran.
Tak bisa kulupakan hutan, tak bisa kulupakan
meski ditikam dalam-dalam, tak bisa kulupakan.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Tak Bisa Kulupakan" karya W.S. Rendra adalah ekspresi yang mendalam tentang kekuatan ingatan dan pengalaman manusia terhadap alam dan emosi.

Keterkaitan dengan Alam: Puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang hubungan manusia dengan alam, khususnya hutan. Hutan melambangkan keberadaan alam yang liar dan alamiah, tempat di mana manusia dapat merasa terhubung dengan keaslian dan keindahan alam.

Ingatan dan Nostalgia: Dengan ungkapan "Tak bisa kulupakan", puisi ini menyoroti kekuatan ingatan dan nostalgia. Penekanan pada kata-kata tersebut menunjukkan bahwa pengalaman di hutan, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, tetap melekat dalam ingatan dan emosi seseorang.

Dualitas Pengalaman: Puisi ini menciptakan kontras antara pengalaman indah dan menyenangkan dengan pengalaman yang muram dan menyedihkan. Daun gugur, lumut cendawan, senyum hancur, dan kecup penghabisan menciptakan gambaran tentang dualitas emosi manusia, di mana keindahan alam bisa diimbangi dengan kesedihan dan kehilangan.

Kesadaran Akan Kematian: Ungkapan "lembutnya kubur ketiduran" mencerminkan kesadaran akan kematian dan siklus kehidupan yang melingkupi alam dan manusia. Hal ini menekankan bahwa dalam keindahan alam, ada juga kehadiran kematian yang tak terhindarkan.

Kekuatan Ingatan: Meskipun ada pengalaman yang menyakitkan, seperti "ditikam dalam-dalam", manusia tidak bisa melupakan hutan. Hal ini menyoroti kekuatan ingatan dan pengalaman yang membentuk identitas dan pemahaman manusia tentang dunia di sekitarnya.

Keterikatan Emosional: Puisi ini juga mengekspresikan keterikatan emosional yang kuat terhadap alam dan pengalaman di dalamnya. Meskipun ada kesedihan dan penderitaan, hubungan antara manusia dan alam tetap kokoh dan berkelanjutan.

Dengan demikian, puisi "Tak Bisa Kulupakan" adalah puisi yang menggambarkan keterkaitan manusia dengan alam dan kekuatan emosional ingatan yang membentuk pengalaman hidup. Puisi ini mengeksplorasi dualitas kehidupan dan keberadaan manusia di dunia yang penuh dengan keindahan dan penderitaan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Tak Bisa Kulupakan
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.