Puisi: Bayi-Bayi di Dasar Kali (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Bayi-Bayi di Dasar Kali" menyoroti penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh individu yang tak berdaya di masyarakat.
Bayi-Bayi di Dasar Kali

Adalah nyanyi, adalah rintih pada nyanyi
adalah nyanyi yang tak terluput dari mulut
bahkan pun mulut yang telah biru dan dingin.
Angin dingin tak berbadan.
Gersik rumpun pimping, rumpun ilalang.
Wahai, nyanyi yang terluput dari liang luka
di hati arwah kecil dan putih.

Adalah bayi, adalah nyawa tersia di dasar sungai
adalah dendam
lewat bening air menikam mentari
adalah nyawa lepas di luar dayanya dan tahu.
Mengapa tak dibunuh bagai darah dikandungnya
mengapa tak ditolak bila pintu diketuknya?
Dimasukannya ia bagai tamu yang diharapkan
disimpan bagai buah tubuh yang diperam
dan bila telah berhak menatap panah mentari
amboi, ditidurkannya ia di dasar sungai!

Air sungai mahadingin
mencucinya sepanjang hari
matanya, menatap saja dan tiada berujung juga
tubuhnya kian putih dan kerikil masuk ke dagingnya.
Adalah nyanyi, adalah rintih pada nyanyi.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:

Puisi "Bayi-Bayi di Dasar Kali" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran tentang penderitaan dan kekejaman yang dialami oleh bayi-bayi yang terbunuh dan terabaikan di dasar sungai.

Tema Kemanusiaan dan Kekerasan: Puisi ini mengangkat tema kemanusiaan dan kekerasan yang menggambarkan ketidakadilan dan penderitaan yang dialami oleh bayi-bayi yang terbunuh. Penyair mengeksplorasi tema kekejaman dan ketidakberdayaan dalam kehidupan manusia.

Kritik Sosial: Puisi ini juga merupakan sebuah kritik sosial terhadap ketidakpedulian dan kekejaman dalam masyarakat. Bayi-bayi yang terbunuh di dasar sungai menjadi metafora dari korban-korban yang terpinggirkan dan terabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Simbolisme Air dan Kematian: Air sungai yang dingin dan gelap digambarkan sebagai simbol kematian dan kehampaan. Bayi-bayi yang terbunuh di dasar sungai menjadi lambang dari ketidakadilan dan penderitaan yang melanda banyak individu yang tak berdaya.

Nyanyian dan Rintihan: Penyair menggunakan motif nyanyian dan rintihan untuk mengekspresikan kesedihan dan penderitaan yang tak terucapkan. Nyanyian dan rintihan tersebut melambangkan keputusasaan dan kesunyian dari mereka yang telah kehilangan nyawa mereka.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang kehidupan, kemanusiaan, dan keadilan. Mengapa bayi-bayi tersebut tidak dilindungi atau diberi penghormatan yang layak, dan mengapa kekejaman terhadap mereka terjadi, adalah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh penyair.

Puisi "Bayi-Bayi di Dasar Kali" adalah sebuah puisi yang menyoroti penderitaan dan ketidakadilan yang dialami oleh individu yang tak berdaya di masyarakat. Melalui gambaran yang kuat dan penuh emosi, W.S. Rendra mengajak pembaca untuk merenungkan arti kemanusiaan dan keadilan dalam kehidupan manusia.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Bayi-Bayi di Dasar Kali
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.