Puisi: Ibu (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar adalah ungkapan perasaan cinta, penghargaan, dan rasa terima kasih seorang anak terhadap ibunya. Puisi ini .....
Ibu

Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...

Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...


Catatan:
Kami mengutip puisi ini dari Facebook, tidak jelas kapan dan dimana puisi ini pertama kali muncul. Kami mencoba untuk mengulik buku-buku lama Chairil Anwar; Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), Tiga Menguak Takdir (1950), Aku Ini Binatang Jalang (1986). Sayangnya, kami tidak menemukan puisi ini di sana.

Kami juga tidak menemukan puisi ini di buku Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45 (1956) yang ditulis oleh H.B. Jassin. Padahal buku yang satu ini mengutip cukup banyak puisi hasil terjemahan Chairil Anwar.

Ada kemungkinan bahwa puisi ini bersumber dari majalah lama, walau kemungkinannya sangat kecil. Kami lebih yakin kalau puisi ini bukanlah hasil tulis Chairil Anwar, dengan kata lain, ditulis oleh orang lain mengatasnamakan Chairil Anwar.

Terlepas dari siapa penulis sebenarnya dari puisi ini, kami memutuskan untuk mengutip puisi ini, karena kami menyukainya.

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar adalah ungkapan perasaan cinta, penghargaan, dan rasa terima kasih seorang anak terhadap ibunya. Puisi ini menggambarkan hubungan khas antara seorang ibu dan anak, serta bagaimana ibu memiliki peran penting dalam membimbing, mendukung, dan mencintai sang anak dalam berbagai situasi kehidupan.

Cinta Ibu yang Tak Terbalas: Puisi ini mencerminkan rasa cinta dan kasih sayang yang tak terbalas dari seorang ibu kepada anaknya. Ibu selalu memberikan nasihat, dukungan, dan semangat kepada anaknya dalam berbagai situasi kehidupan. Namun, ketulusan cinta ibu tidak selalu dihargai dengan baik oleh sang anak. Meskipun demikian, rasa cinta ibu tetap kuat dan tak tergoyahkan.

Peran Ibu sebagai Pembimbing: Puisi ini menyoroti peran ibu sebagai pembimbing dalam kehidupan anak. Ibu memberikan teguran, marah, dan meminta anak untuk membantu dengan tujuan agar anak menjadi lebih baik dan pandai. Ibu berusaha membimbing dan mendidik anaknya agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.

Perasaan Anak terhadap Ibu: Puisi ini mengungkapkan perasaan anak terhadap ibunya. Anak pernah merajuk, melawan, dan menangis, namun ibu selalu berada di sisi anaknya untuk menguatkan dan memberi semangat. Anak menyadari bahwa setiap kali ia salah atau kesalahan, ibu akan memberikan hukuman dengan nasihat agar anak belajar dan bertumbuh.

Keberanian Ibu dalam Menghadapi Penderitaan: Puisi ini menyiratkan keberanian dan keteguhan hati seorang ibu dalam menghadapi penderitaan dan kesedihan. Meskipun anaknya berbuat salah atau mengalami kesulitan, ibu tetap berusaha memberikan dukungan dan obat penawar untuk mengatasi segala masalah dan kesakitan yang dialami anaknya.

Rasa Syukur pada Tuhan: Puisi ini juga menampilkan rasa syukur pada Tuhan atas kehadiran seorang ibu yang selalu hadir dengan cinta dan kepedulian tanpa pamrih. Anak merasa bersyukur memiliki seorang ibu yang begitu kuat dan berperan penting dalam hidupnya.

Puisi "Ibu" karya Chairil Anwar menggambarkan rasa cinta, penghargaan, dan terima kasih seorang anak kepada ibunya. Puisi ini menggambarkan betapa besar dan kuatnya cinta seorang ibu kepada anaknya, meskipun anak tidak selalu menyadari atau menghargai sepenuhnya. Puisi ini juga menyoroti peran ibu sebagai pembimbing dan pendukung dalam kehidupan anak, serta keberanian ibu dalam menghadapi penderitaan dan kesedihan demi kebahagiaan dan kesuksesan anaknya.

Chairil Anwar
Puisi: Ibu
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.