Puisi: Ibu (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Ibu" karya D. Zawawi Imron menggambarkan kelembutan, kasih sayang, dan pengorbanan seorang ibu. Melalui gambaran alam, simbolisme, dan ....
Ibu


Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air air matamu ibu, yang tetap lancar mengalir.

Bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

Bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu.

Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.


1966

Sumber: Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibu" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang merangkai kata-kata indah untuk menggambarkan hubungan antara seorang anak dan ibunya. Puisi ini menciptakan gambaran yang puitis tentang kehadiran ibu, perasaan rindu saat merantau, dan pentingnya kasih sayang seorang ibu dalam hidup seorang anak.

Struktur dan Gaya Bahasa:

  1. Imaji yang Puitis: Puisi ini menghadirkan imaji yang puitis, seperti "mata air air matamu ibu" dan "mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan." Gambaran-gambar ini menciptakan suasana indah dan menggambarkan kelembutan kasih sayang seorang ibu.
  2. Personifikasi pada Ibu: Ibu dipersonifikasikan sebagai mata air yang tetap lancar mengalir, gua pertapaan, dan bidadari yang berselendang bianglala. Ini memberikan dimensi lebih pada sosok ibu sebagai sumber kehidupan, tempat perlindungan, dan kelembutan.
  3. Simbolisme dalam Alam: Alam digunakan sebagai simbolisme untuk menyampaikan perasaan dan hubungan. Musim kemarau, sumur-sumur kering, dan daunan yang gugur menggambarkan masa-masa sulit atau tantangan, sedangkan mata air, mayang siwalan, dan langit biru menggambarkan kelembutan dan kasih sayang.

Tema

  1. Kasih Sayang dan Pengorbanan Ibu: Puisi ini mencerminkan tema utama kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu. Meskipun sang anak merantau dan menghadapi tantangan, kasih sayang ibu tetap mengalir bagai mata air yang tidak pernah kering.
  2. Rindu dan Hutang Emosional: Puisi ini menggambarkan rasa rindu anak yang merantau kepada ibunya. Hutang emosional terasa kuat, terutama karena sang anak merasa kurang mampu membayar segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah diberikan oleh ibunya.
  3. Hubungan Spiritual dengan Ibu: Hubungan antara anak dan ibu digambarkan secara spiritual, seperti saat ibu menunjuk ke langit dan bumi, menciptakan gambaran tentang bimbingan dan arahan spiritual yang diberikan oleh seorang ibu.

Makna

  1. Keabadian Kasih Sayang Ibu: Puisi ini menyoroti keabadian kasih sayang seorang ibu. Meskipun anak merantau dan menghadapi perubahan dalam kehidupan, kasih sayang ibu tetap hadir dan mengalir seperti mata air yang tidak pernah kering.
  2. Pemahaman Spiritual dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini berhasil menyatukan pemahaman spiritual dan keseharian kehidupan. Simbolisme alam dan gambaran-gambaran puitis menciptakan keseimbangan antara dimensi spiritual dan keseharian yang nyata.
  3. Pentingnya Ibu dalam Identitas Seseorang: Hubungan antara anak dan ibu menjadi landasan identitas. Dalam ujian atau ujian kehidupan, namanya, ibu, adalah pahlawan yang pertama kali disebut, menunjukkan betapa pentingnya peran ibu dalam membentuk identitas dan kehidupan seseorang.
Puisi "Ibu" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya puitis yang merangkai kata-kata indah untuk menggambarkan kelembutan, kasih sayang, dan pengorbanan seorang ibu. Melalui gambaran alam, simbolisme, dan personifikasi, puisi ini menghadirkan gambaran yang mendalam tentang hubungan antara seorang anak dan ibunya, merangkul tema universal tentang keabadian kasih sayang seorang ibu dalam hidup anaknya.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Ibu
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.