Puisi: Kutahu Kau Kembali Jua Anakku (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Kutahu Kau Kembali Jua Anakku" memberikan gambaran yang kuat tentang penderitaan dan kepedihan yang terjadi dalam konteks perang. Namun, ...
Kutahu Kau Kembali Jua Anakku

Saudara-kandungku pulang perang, tangannya merah
Kedua pundak landai tiada tulang selangka
Dia tegak goyah, pandangnya pada kami satu-satu
Aku tahu kau kembali jua anakku.

Tiba-tiba dia roboh di halaman dia kami papah
Ibu pun perlahan mengusapi dahinya tegar
Tanganku amis ibu, tanganku berdarah
Aku tahu kau kembali jua anakku.

Siang itu dia tergolek ibu, lekah perutnya
Aku tak membidiknya, tapi tanganku bersimbah
Tunduk terbungkuk matanya sangat papa
Kami sama rebah, kupeluk dia di tanah.

Kauketuk sendiri ambang dadamu anakku
Usapkan jemari sudah berdarah
Simpan laras bedil yang memerah
Kutahu kau kembali jua anakku

Sumber: Mimbar Indonesia (Desember, 1958)

Analisis Puisi:

Puisi "Kutahu Kau Kembali Jua Anakku" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan seorang ayah yang menyaksikan anaknya pulang dari perang dalam keadaan terluka.

Tema Perang dan Kepulangan: Puisi ini mengangkat tema perang dan kepulangan seorang prajurit yang terluka. Ayah dalam puisi menyambut kepulangan anaknya, namun dengan kesedihan dan kepedihan karena melihat kondisi anaknya yang terluka parah.

Lukisan Kegagalan Perang: Taufiq Ismail melukiskan gambaran perang yang penuh penderitaan dan kegagalan. Tangannya merah dan kedua pundaknya landai tanpa tulang selangka mencerminkan kekejaman dan kebrutalan medan perang.

Penderitaan Keluarga: Ibunda dan saudara kandung anak yang pulang dari perang merangkulnya dengan penuh kasih sayang. Bahkan, dalam keadaan putranya terluka parah, mereka tetap menghargai kepulangannya.

Realitas Kehidupan yang Pahit: Kekerasan perang memunculkan realitas kehidupan yang pahit dan tragis. Ayah yang awalnya menahan laras bedil yang memerah, kemudian harus menerima kenyataan bahwa anaknya harus kembali dalam keadaan terluka.

Kehadiran Anak sebagai Anugerah: Meskipun anaknya pulang dalam kondisi terluka parah, kehadirannya tetap dianggap sebagai anugerah. Ayah dengan penuh pengertian menerima kembali anaknya, meskipun dalam keadaan yang menyedihkan.

Kehilangan dan Kebangkitan: Puisi ini menciptakan suasana kesedihan dan kehilangan, tetapi juga menunjukkan kekuatan cinta dan pengorbanan dalam keluarga. Meskipun menghadapi penderitaan, mereka tetap saling mendukung dan memeluk kehangatan.

Puisi "Kutahu Kau Kembali Jua Anakku" memberikan gambaran yang kuat tentang penderitaan dan kepedihan yang terjadi dalam konteks perang. Namun, di tengah kegelapan itu, cinta keluarga dan kekuatan manusia untuk berdamai dengan kenyataan mengemuka sebagai tema sentral dalam puisi ini.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Kutahu Kau Kembali Jua Anakku
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.