Puisi: Papaya (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Papaya" karya W.S. Rendra menggambarkan tindakan perhatian dan kasih sayang dalam sebuah hubungan, sambil menggunakan buah papaya sebagai ....
Papaya


Aku bilang pada bujangku
tak usah memanjat papaya.
Aku sendiri akan memanjatnya.
Akan kupilih yang paling ranum dan tua.
Lalu kucuci sendiri
dan kumasukkan ke dalam
tas laken hijau.

Kemudian,
akan kuantar ke rumah kekasihku.
Supaya ia sembuh dari sakitnya.


Sagan, 1958

Sumber: Puisi-Puisi Cinta (2018)

Analisis Puisi:
Puisi "Papaya" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang sederhana namun memuat banyak makna dan simbolisme.

Simbolisme Papaya: Papaya dalam puisi ini bisa dianggap sebagai simbol kehidupan dan kesuburan. Buah papaya sering dikaitkan dengan kesuburan dan kesehatan karena kandungan nutrisinya yang kaya. Dalam konteks puisi ini, papaya mungkin mewakili harapan akan kesembuhan dan kebaikan.

Kebajikan dan Perawatan: Penulis berbicara tentang memilih papaya yang paling "ranum dan tua." Hal ini mungkin mencerminkan usaha untuk memilih yang terbaik atau mencari kebaikan dalam hidup. Tindakan mencuci papaya dan membawanya ke rumah kekasihnya menunjukkan perhatian dan perawatan yang diberikan kepada orang yang dicintai.

Kekasih yang Sakit: Puisi ini menyinggung tentang kekasih yang sakit dan upaya penulis untuk membawa papaya sebagai simbol kesembuhan. Ini bisa menggambarkan rasa peduli dan cinta yang mendalam terhadap kekasih yang sedang mengalami kesulitan atau penderitaan.

Tugas Pribadi: Penulis mengatakan bahwa ia akan memanjat papaya sendiri, tanpa meminta bantuan bujangnya. Hal ini mungkin mencerminkan tekad atau tanggung jawab pribadi untuk memberikan dukungan kepada kekasihnya dalam saat sulit.

Gestur Simbolis: Tindakan membawa papaya untuk kesembuhan kekasihnya dapat dianggap sebagai tindakan simbolis yang mewakili harapan akan pemulihan dan kebahagiaan bersama. Ini adalah ungkapan cinta dan perhatian melalui tindakan sederhana.

Puisi "Papaya" adalah contoh karya sastra yang menggunakan bahasa sederhana untuk mengungkapkan makna yang lebih dalam. Puisi ini menggambarkan tindakan perhatian dan kasih sayang dalam sebuah hubungan, sambil menggunakan buah papaya sebagai simbol kesuburan dan kesembuhan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Papaya
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.