Puisi: Penjaja (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Penjaja" karya W.S. Rendra menggambarkan kehidupan di jalanan dengan gaya bahasa yang khas, menciptakan kesan akan kesendirian dan ...
Penjaja


Gayanya, Mama, gayanya!
Si bocah sendiri saja di jalan.
Dan betapa terpencil nyanyinya
jeladri lembaga nestapa.

Serabi! Serabi! Serabi!

Betapa terpencil nyanyinya
bau kesturi bagi malam yang tidur
tanpa indra tiada pingsan.
Hati pengembara dahaga
mengetuki pintu-pintu, jendela-jendela.

Oi! Gayanya melangkah!
Berhitungan satu-dua!
Dan betapa menyayat keriaannya
o, tatapan bola kaca-bola kaca!

Serabi! Serabi! Mas, serabi!

Malam khali
dan ia tengadah ke langit
Bulan letih oleh mabuknya
dan bintang keluar semua.

Ia berkata.
bukan pada siapa.
Tiada siapa.
Tiada juga apa.
Gayanya, Mama, gayanya!
Si bocah sendiri saja di jalan.
Dan betapa terpencil nyanyinya
jeladri lembaga nestapa.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Penjaja" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana jalanan yang sederhana namun penuh warna.

Judul Puisi: Judul "Penjaja" mengarahkan pembaca pada tema utama puisi, yaitu tentang penjual atau pedagang jalanan.

Gaya Bicara yang Sederhana: Puisi ini ditulis dengan gaya bicara yang sederhana, mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemakaian kata-kata sehari-hari seperti "Serabi! Serabi!" menciptakan nuansa autentik dalam puisi.

Ketidakjelasan Identitas: Puisi ini menciptakan ketidakjelasan dalam identitas tokoh-tokohnya. Penjual serabi dan bocah di jalanan tidak memiliki nama atau karakteristik yang khusus, menciptakan kesan bahwa mereka adalah representasi dari berbagai aspek masyarakat.

Perasaan Kesendirian: Puisi ini menyiratkan perasaan kesendirian melalui kata-kata seperti "Si bocah sendiri saja di jalan" dan "betapa terpencil nyanyinya." Kesendirian ini dapat mencerminkan kehidupan yang keras dan terpisah dari masyarakat.

Imaginasi dan Realitas: Puisi ini menggabungkan unsur-unsur realitas, seperti penjual serabi, dengan unsur-unsur imaginatif, seperti "tatapan bola kaca-bola kaca." Hal ini menciptakan kontras yang menarik dalam puisi.

Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang khas, termasuk repetisi kata "Serabi! Serabi!" yang memberikan efek ritmis dan membingungkan.

Kesimpulan Terbuka: Puisi ini tidak memiliki kesimpulan yang jelas. Penutupannya yang terbuka menciptakan ruang bagi pembaca untuk menginterpretasikan pesan atau makna dari puisi ini sesuai dengan pengalaman dan pandangan mereka sendiri.

Puisi "Penjaja" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang sederhana namun penuh dengan makna. Puisi ini menggambarkan kehidupan di jalanan dengan gaya bahasa yang khas, menciptakan kesan akan kesendirian dan kontras antara realitas dan imaginasi.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Penjaja
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.