Puisi: Surat Seorang Istri (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Surat Seorang Istri" karya W.S. Rendra menggambarkan kerinduan, kehampaan, dan ketegaran seorang istri yang setia menantikan suaminya.
Surat Seorang Istri


Suamiku yang merantau
Malam ini bulan pucat
Pohon-pohon kelabu
Berayun, di atas khayalan pucat.
Dan betapa pula kelabu wajah hatiku
kerna aku tahu, suamiku,
Hari Natal yang bakal datang
kau tidak bisa pulang.

Betapa hambarnya rumah
tanpa bau rokokmu
dan bila hujan berdesar
kurindu mendengar bisikmu
yang biasa kudengar
bila pipi kita beradu.

Sarung bantalmu sudah kucuci
dan telah pula kubelikan
tembakau kesukaanmu.
Pun telah aku bayangkan
kau duduk di kursimu
menggulungkan rokok daun nipah
sementara di luar
hari bertambah tua.
Lalu datang suratmu
yang hanya membawa rindu
tapi bukan tubuhmu.
Aku menangis kecil, suamiku.

Tapi aku akan tabah, lakiku
kupalingkan hati dari segala pilu
dan aku kuturut segala perintahmu.

Engkau memang rajawali, Abang!
Tabah dan mengagumkan!
Harus kulepas engkau terbang
Bila penat mari kutimang.
Lelaki itu batang pohonan
Dan perempuan adalah pupuknya.

Rumah kita tetap tenteram:
Sorga kita berdua yang sederhana.
Rumput-rumput kusiangi
dan di lantai yang bersih
bermain anak-anak kita.
Mereka rajin menggosok gigi
dan selalu menyebut nama bapanya
di dalam doa malam mereka.

Sesekali Toto bertanya tentang kau.
Kubelai rambutnya dan kukatakan padanya:
"Bapa sedang terbang, tapi bakal pulang.
Ia seperti burung besar. Burung elang!"
Dan ia lalu berkata:
"Bapa burung elang dan Toto: Dakota!"
Wah, mulutnya sangat lucu
waktu berkata ingin jadi penerbang.

Sesekali kuajak anak-anak kita
jalan-jalan di pamatang.
Sitti asyik mengagumi kupu-kupu.
Sedang pada putra-putra kita
aku berkata:
"Sekali waktu Bapa datang
dan membeli sawah lebar untuk kita!"
Toto berkata:
"Tapi aku akan terbang!"

Dan Nono bersuara:
"Mama, aku bantu Bapa, ya?"
Ah, mereka sangat lucu dan menyenangkan!
Mata mereka besar
sebagai bapanya.

Di Hari Natal aku akan berdoa:
"Jesus Kecil jang manis!
Berilah lekas suamiku pulang
bila tujuannya telah berpegang.
Supaya tiap sore
bisa kuladeni teh yang panas
dan bila ia akan merokok
bisa kunyalakan api baginya."

Istrimu yang setia.


Siasat, 30 April 1968

Sumber: Puisi-Puisi Cinta (2015)

Analisis Puisi:
Puisi "Surat Seorang Istri" karya W.S. Rendra merangkai ungkapan perasaan seorang istri yang merindukan suaminya yang merantau. Melalui kata-kata yang indah dan penuh emosi, penyair berhasil menggambarkan kerinduan, kehampaan, dan ketegaran seorang istri yang setia menantikan suaminya.

Gambaran Malam yang Melankolis: Penyair memulai puisi dengan gambaran malam yang melankolis, dengan bulan pucat dan pohon-pohon kelabu yang berayun di atas khayalan pucat. Ini menciptakan suasana yang kalem dan meresap, membangkitkan nuansa kehampaan dan kerinduan.

Rumah Tanpa Kehadiran Suami: Puisi menciptakan gambaran rumah tanpa kehadiran suami, terutama terasa melalui kehampaan tanpa bau rokoknya. Kehilangan aroma tersebut menjadi simbol dari absennya suami dan memperkuat perasaan sepi di rumah.

Pikiran yang Terpaut pada Suami: Istri merenungkan suaminya yang tidak dapat pulang di Hari Natal. Ketidakpastian kedatangan suami menggambarkan kecemasan dan kerinduan yang mendalam. Meskipun jauh, pikiran dan hati istri selalu terpaut pada suaminya.

Keintiman yang Terwujud dalam Kenangan: Puisi menggambarkan keintiman suami-istri melalui kenangan-kenangan sehari-hari, seperti mendengar bisikan saat pipi mereka beradu. Kenangan tersebut menjadi sumber kekuatan dan kehangatan bagi istri di tengah keterpisahan.

Surat dari Suami yang Membawa Rindu: Surat dari suami membawa rindu, namun tidak dapat menggantikan kehadiran fisiknya. Ini menciptakan perasaan haru dan kekosongan emosional yang dirasakan oleh istri.

Tabah dan Penyejuk Hati: Meskipun merasa sedih, istri menyatakan bahwa ia akan tabah dan menjalankan segala perintah suaminya. Ini mencerminkan keteguhan hati dan kesetiaan istri, serta rasa tanggung jawab yang besar terhadap keluarga.

Pemikiran tentang Kepergian Suami: Penyair menciptakan gambaran kepergian suami dengan menggunakan metafora rajawali yang terbang. Pemikiran ini menggambarkan keperkasaan dan keberanian suami dalam merantau, serta dukungan dan pengorbanan yang dilakukan untuk keluarga.

Rumah yang Tetap Tenteram: Meskipun suami merantau, rumah tetap tenteram. Hal ini disimbolkan melalui gambaran anak-anak yang bermain dan suasana keluarga yang tetap hangat. Rumah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk istri dan anak-anak.

Doa di Hari Natal dan Impian untuk Masa Depan: Istri berdoa untuk kehadiran suami di Hari Natal, dan menciptakan gambaran impian masa depan bersama keluarga. Impian ini memberikan harapan dan kekuatan kepada istri, yang tetap bersemangat menjalani kehidupan sehari-hari.

Puisi "Surat Seorang Istri" karya W.S. Rendra adalah ungkapan perasaan seorang istri yang setia, penuh kerinduan, dan kekuatan dalam menghadapi keterpisahan dengan suaminya yang merantau. Melalui kata-kata yang indah dan penuh makna, puisi ini merangkai nuansa kehidupan keluarga, kehadiran suami yang jauh, dan harapan untuk masa depan bersama.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Surat Seorang Istri
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.