Puisi: Syair Empat Kartu di Tangan (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Syair Empat Kartu di Tangan" menggambarkan realitas yang tidak nyaman tentang kehidupan modern yang didominasi oleh nilai materialistik dan ...
Syair Empat Kartu di Tangan

Ini bicara blak‐blakan saja, bang
Buka kartu tampak tampang
Sehingga semua jelas membayang
Monoloyalitas kami
sebenarnya pada uang
Sudahlah, ka‐bukaan saja kita bicara
Koyak tampak terkubak semua
Sehingga buat apa basi dan basa
Sila kami
Keuangan Yang Maha Esa
Jangan sungkan buat apa yah‐payah
Analisa psikis toh cuma kwasi ilmiah
Tak usahlah sah‐susah
Ideologiku begitu jelas
ideologi rupiah
Begini kawan, bila dadaku jalani pembedahan
Setiap jeroan berjajar kelihatan
Sehingga jelas sebagai keseluruhan
Asas tunggalku
memang keserakahan.

1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:

Puisi "Syair Empat Kartu di Tangan" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya yang mengungkapkan secara blak-blakan tentang nilai-nilai materialisme, monoloyalitas pada uang, dan keserakahan dalam masyarakat.

Materialisme dan Uang: Puisi ini menggambarkan kejujuran yang keras tentang realitas materialistik dalam masyarakat. Pembicara mengakui bahwa monoloyalitas mereka bukan pada nilai-nilai moral atau ideologis, tetapi pada uang. Ini mencerminkan pandangan bahwa uang menjadi kekuatan dominan dalam kehidupan modern dan seringkali menggantikan nilai-nilai yang lebih abstrak.

Kejujuran yang Tidak Biasa: Puisi ini menonjolkan kejujuran yang tidak biasa dalam mengeksplorasi hubungan antara individu dan uang. Seringkali, kejujuran semacam ini jarang ditemukan dalam karya sastra karena mengungkapkan sisi gelap dari kehidupan manusia yang sering disembunyikan.

Kritik terhadap Keserakahan: Melalui penggunaan bahasa yang blak-blakan, Taufiq Ismail mengkritik keserakahan sebagai asas tunggal yang menggerakkan individu dalam masyarakat modern. Pemahaman ini mencerminkan ironi dari kehidupan modern di mana keinginan untuk memperoleh materi sering mengalahkan nilai-nilai spiritual atau moral.

Penggunaan Bahasa yang Langsung: Penyair menggunakan bahasa yang langsung dan lugas untuk menyampaikan pesannya. Ini menciptakan efek yang kuat dan mengundang pembaca untuk merenungkan keadaan sosial yang dihadapi oleh masyarakat kontemporer.

Kehilangan Nilai-Nilai Tradisional: Puisi ini menggambarkan sebuah realitas di mana nilai-nilai tradisional seperti moralitas dan kejujuran telah terkikis oleh budaya konsumerisme dan materialisme. Pembicara secara terbuka mengakui bahwa nilai-nilai ini telah tergantikan oleh dorongan untuk memperoleh kekayaan dan keserakahan.

Penegasan Identitas Ideologis: Meskipun puisi ini mengekspos kecenderungan materialistik dalam masyarakat, penyair secara halus menegaskan identitas ideologisnya. Dia menyoroti kejahatan keserakahan dan mengecam orientasi masyarakat yang terlalu fokus pada aspek material kehidupan.

Puisi "Syair Empat Kartu di Tangan" adalah sebuah karya yang menggambarkan realitas yang tidak nyaman tentang kehidupan modern yang didominasi oleh nilai materialistik dan keserakahan. Melalui penggunaan bahasa yang langsung dan jujur, Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan antara uang, moralitas, dan nilai-nilai dalam masyarakat kontemporer.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Syair Empat Kartu di Tangan
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.