Analisis Puisi:
Puisi "Bukannya di Madrid" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan kembali antara dua kekasih, Rusman dan Yuliana, setelah perpisahan yang panjang. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan perasaan kebahagiaan, penyesalan, dan perasaan cinta yang masih tersisa di antara mereka.
Pertemuan Kembali: Puisi ini membuka dengan sebuah pertemuan emosional antara Rusman dan Yuliana. Mereka merasa sangat bahagia bisa bertemu lagi setelah perpisahan yang panjang. Perasaan kebahagiaan ini tercermin dalam ungkapan "Sangat berbahagia memeluk tubuhmu lagi" dan "Sangat tenteram mencium kembali bau leher dan dahimu."
Penyesalan dan Pengampunan: Dalam puisi ini, Yuliana mengungkapkan perasaan penyesalan atas perasaannya yang awalnya marah dan kecewa. Rusman meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Hal ini menciptakan momen pengampunan di antara mereka. Ini adalah aspek yang menyoroti hubungan manusia yang kompleks dan kerap dipenuhi dengan kesalahan.
Kenangan dan Janji: Rusman dan Yuliana mengingatkan satu sama lain tentang janji-janji yang pernah mereka buat, termasuk pertemuan di Madrid pada tanggal 2 Mei. Kenangan ini menciptakan latar belakang emosional bagi hubungan mereka. Janji-janji yang tak terpenuhi menciptakan nuansa nostalgia.
Kembali ke Akar Budaya: Pada akhir puisi, Yuliana menyatakan keinginannya untuk kembali ke akar budayanya dengan mengenakan pakaian adat Jawa. Ini mungkin mencerminkan upaya untuk menggabungkan dua budaya dan menghormati warisan budaya mereka.
Penyair Sebagai Saksi dan Narator: Penyair sendiri menjadi bagian dari cerita ini. Ia berbicara sebagai Rusman dan Yuliana, menciptakan sebuah dialog yang memungkinkan kita melihat perasaan dan pikiran kedua karakter utama. Ini menciptakan kedalaman dan kompleksitas dalam puisi.
Pesan Kultural: Puisi ini menggambarkan bagaimana cinta dan pertemuan kembali bisa menjadi elemen penting dalam kehidupan manusia. Ia juga menggarisbawahi pentingnya budaya dan identitas dalam hubungan manusia.
Cinta Sebagai Penghubung: Meskipun ada kesalahan dan perpisahan, cinta tetap menjadi penghubung yang kuat antara Rusman dan Yuliana. Mereka merasa saling memiliki di dalam jiwa mereka meskipun tak lagi bersama secara fisik.
Puisi "Bukannya di Madrid" adalah contoh yang baik dari cara sastra bisa menggambarkan perasaan manusia, kompleksitas hubungan, dan pengaruh budaya dalam kehidupan kita. Puisi ini menciptakan gambaran tentang cinta yang abadi dan kemungkinan rekonsiliasi bahkan setelah kesalahan besar.
Karya: W.S. Rendra
Biodata W.S. Rendra:
- W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
- W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.