Puisi: Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi" karya Goenawan Mohamad menggambarkan suasana kesendirian, perpisahan, dan perubahan dalam ...
Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi

Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
Kau berkata: Pergilah sebelum malam tiba
Kudengar angin mendesak ke arah kita.

Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat
Di luar detik dan kereta telah berangkat
Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba

Aku pun tahu: sepi kita semula
bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
mengekalkan yang esok mungkin tak ada

1966

Sumber: Horison (September, 1966)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi" karya Goenawan Mohamad menggambarkan suasana kesendirian, perpisahan, dan perubahan dalam kehidupan manusia.

Kesendirian dan Perpisahan: Puisi ini membawa nuansa kesendirian yang kuat, terutama melalui gambaran beranda yang sunyi dan angin yang tidak terdengar lagi. Kesendirian ini menciptakan perasaan kehilangan dan perpisahan, baik secara fisik maupun emosional.

Perubahan dan Penantian: Langit yang terlepas dan ruang yang menunggu malam hari menciptakan gambaran tentang perubahan dan ketidakpastian. Ada rasa penantian yang menggantung, mungkin menunggu sesuatu yang tidak pasti atau perubahan yang akan datang.

Perasaan Kecewa dan Kesedihan: Dalam suasana sepi dan keheningan, terasa adanya perasaan kecewa dan kesedihan yang mendalam. Kata-kata "bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata" menggambarkan perasaan yang sulit diungkapkan namun dirasakan dengan kuat.

Simbolisme Pohon di Luar Jendela: Pohon-pohon yang berbagi dingin di luar jendela dapat diartikan sebagai simbol kehidupan yang terus berjalan meskipun manusia merasa terjebak dalam kesendirian dan perasaan kehilangan. Mereka mewakili keteguhan dan keabadian alam.

Penggunaan Bahasa dan Imajinatif: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif untuk menyampaikan pesan emosional dalam puisi ini. Metafora dan gambaran yang digunakan memperkuat suasana kekosongan dan perpisahan yang terasa dalam puisi.

Puisi ini tidak hanya menciptakan gambaran visual yang kuat, tetapi juga menghadirkan perasaan yang mendalam dan universal tentang kesendirian, perubahan, dan perasaan kehilangan. Melalui penggunaan bahasa yang kuat, Goenawan Mohamad berhasil mengeksplorasi tema-tema yang mendalam dalam kehidupan manusia.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Di Beranda Ini Angin Tak Kedengaran Lagi
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.