Puisi: Doa Malam (Karya: W.S. Rendra)

Puisi "Doa Malam" mengangkat tema spiritualitas, keintiman, dan keajaiban alam. Melalui ungkapan doa yang penuh imajinasi dan kebersamaan ...
Doa Malam

Allah di sorga.
Dari rumah bambu sempitku
di malam yang dingin
tanganku yang rapuh
menggapai sorga-Mu.
Aku akan tidur di mata-Mu
yang mengandung bianglala
dan lembah kasur beledu.
Ketika angin menyapu rambut-Mu
yang ikal dan panjang
aku akan berlutut
di pintu telinga-Mu
dan mengucapkan doaku.
Doa adalah impian
dan segala harapan insan.
Di dalam doa aku bisikkan impianku.
Apakah Kau tertawa lucu?
Anakku yang kecil
memanjat jubah-Mu
dan tidur di dalam saku-Mu.
Sedang bulan di atas pundak-Mu
isteriku masuk ke dalam darah-Mu.
Ketika engkau mengucapkan selamat malam
bunga-bunga kertas aneka warna
berhamburan dari mulut-Mu.
Dan untuk anakku
Kau sediakan balonan biru.
Bintang-bintang bertepuk tangan
dan serangga malam riuh tertawa
semua mengagumi-Mu:
Tukang Sulapan Tak Bertara.
Lalu Kau angkat tangan-Mu yang berpospor
gemerlapan, tinggi-tinggi, gemerlapan.
Dan itu berarti: selamat tidur
sampai ketemu esok hari
dengan sulapan yang lain dan baru.

Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Doa Malam" karya W.S. Rendra adalah sebuah ungkapan doa yang penuh dengan keintiman, keyakinan, dan imajinasi. Dalam puisi ini, Rendra menghadirkan gambaran yang kaya akan spiritualitas, keajaiban alam, dan hubungan yang erat antara manusia dan Tuhan.

Keintiman dalam Doa: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa Allah berada di sorga, tetapi penuturan doa datang dari rumah bambu yang sempit pada malam yang dingin. Hal ini menyoroti keintiman dan keterlibatan pribadi penutur dengan Tuhan. Meskipun fisiknya terbatas, tangannya yang rapuh masih dapat mencapai kehadiran ilahi.

Imajinasi yang Kaya: Rendra memperkaya puisi dengan imajinasi yang luar biasa. Dalam doanya, ia membayangkan dirinya tidur di mata Allah yang mengandung bianglala, lembah kasur beledu, dan melihat bulan di atas pundak-Nya. Imajinasi ini menggambarkan keajaiban dan kemuliaan alam semesta serta hubungan yang dekat antara manusia dan penciptanya.

Doa sebagai Ungkapan Harapan: Rendra menyatakan bahwa doa adalah impian dan harapan manusia. Dalam doanya, ia memanjatkan impian dan harapannya kepada Tuhan. Bahkan dalam keintiman yang paling dalam, manusia tetap memiliki impian dan aspirasi yang ingin diwujudkan, dan doa merupakan saluran untuk menyatakan hal tersebut kepada Tuhan.

Keajaiban Alam dan Kebersamaan: Puisi ini menampilkan keajaiban alam yang dipenuhi dengan bunga-bunga kertas, balon biru, bintang-bintang, dan serangga malam yang riuh. Semua ini menggambarkan kehadiran Tuhan yang memenuhi alam semesta dengan keindahan dan kegembiraan. Selain itu, gambaran tentang isteri yang masuk ke dalam darah Tuhan dan anak yang tidur di saku-Nya menyoroti kebersamaan yang erat antara manusia dan Tuhan.

Penutup yang Mengagumkan: Puisi ini ditutup dengan gambaran yang mengagumkan tentang Tuhan yang angkat tangan-Nya yang gemerlapan, yang menandakan akhir hari dan janji akan kehadiran-Nya esok hari dengan sulapan yang baru. Ini menunjukkan siklus kehidupan yang terus berlanjut dan keajaiban yang selalu hadir dalam setiap momen.

Secara keseluruhan, puisi "Doa Malam" adalah sebuah puisi yang mengangkat tema spiritualitas, keintiman, dan keajaiban alam. Melalui ungkapan doa yang penuh imajinasi dan kebersamaan dengan Tuhan, Rendra menggambarkan hubungan manusia dengan penciptanya yang penuh harapan dan keindahan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Doa Malam
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.