Puisi: Jalan Bogor - Jasinga (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Jalan Bogor - Jasinga" karya W.S. Rendra menggambarkan pengalaman yang penuh keindahan dan keagungan alam, kemahakuasaan Tuhan, perubahan ...
Jalan Bogor - Jasinga


Di tengah jalan menuju Jasinga
Tuhan mengucapkan selamat sore
sambil membukakan tangan-Nya
dan memberi pemandangan senja kala.
Bis mendaki jalan meninggi
menempuh bau pupuk tanah.
Di langit perak dan tembaga
di bumi kain jemuran bidadari.
Dan mentari merendah di puncak kelapa.
Di sungai yang berbatu
hanyutlah kesangsianku.
Angin memasuki lengan baju
dan kenangan-kenangan gaib masa kanak-kanakku
dengan tandas menciumku.
Lalu padi dan ilalang mulai mengantuk.
Mereka berangkat tidur dengan warna suasa.
Di rumah-rumah berkolong orang-orang menutup jendela.
Seorang bocah duduk di tangga
merampungkan makan sorenya.
Kemudian
sementara seorang pengail pulang bergegas ke rumahnya
turunlah tanda musim hujan yang pertama.
Dan dengan ramah
Tuhan mengerdipkan sebelah mata-Nya.
Maka jam tujuh lebih sampailah kami ke Jasinga.
Dan di dalam secangkir kopi yang pertama
'ku minumlah senja kala yang baru saja.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Jalan Bogor - Jasinga" karya W.S. Rendra menggambarkan perjalanan melalui jalan yang menghubungkan Bogor ke Jasinga. Puisi ini memaparkan pengalaman perjalanan dengan bahasa yang sederhana, tetapi dalam keindahan sederhana tersebut.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini menciptakan hubungan yang erat antara perjalanan dengan alam. Penyair menggambarkan pemandangan yang dialami selama perjalanan, seperti senja yang indah, sungai berbatu, bau pupuk tanah, dan padi serta ilalang yang mulai mengantuk. Hal ini menciptakan nuansa alam yang kental dalam puisi.

Keagungan Alam dan Kemahakuasaan Tuhan: Penyair mengekspresikan keagungan alam dan kehadiran Tuhan dalam perjalanan tersebut. Pemandangan senja yang indah, langit perak dan tembaga, serta perubahan musim hujan menjadi tanda-tanda kebesaran alam. Kemudian, penyair secara simbolis menyatakan bahwa Tuhan menyambut mereka di tengah perjalanan dengan membukakan tangan-Nya. Ini menciptakan nuansa spiritual dan religius dalam puisi.

Perubahan Musim dan Kenangan Masa Kecil: Penyair menyebutkan perubahan musim hujan yang pertama, yang menandakan awal musim hujan. Ini menciptakan perasaan segar dan hidup dalam puisi. Selain itu, kenangan-kenangan masa kanak-kanak yang disebutkan dalam puisi menciptakan nuansa nostalgia dan kehangatan dalam perjalanan tersebut.

Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini juga menggambarkan kehidupan sehari-hari yang terjadi selama perjalanan, seperti seorang bocah yang merampungkan makan sorenya dan seorang pengail yang pulang. Ini menciptakan keseimbangan antara keindahan alam dan kehidupan manusia dalam puisi.

Puisi "Jalan Bogor - Jasinga" karya W.S. Rendra adalah sebuah perjalanan dalam makna yang lebih dalam. Dengan bahasa yang sederhana, puisi ini menggambarkan pengalaman yang penuh keindahan dan keagungan alam, kemahakuasaan Tuhan, perubahan musim, kenangan masa kecil, dan kehidupan sehari-hari. Melalui perjalanan ini, penyair mengundang pembaca untuk merasakan keindahan dalam kehidupan sehari-hari dan mengenali keagungan alam dan kemahakuasaan Tuhan dalam setiap langkah perjalanan. Puisi ini mengajarkan kita untuk merayakan pengalaman hidup dengan mata terbuka dan hati yang penuh syukur.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Jalan Bogor - Jasinga
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.