Puisi: Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo" karya W.S. Rendra melibatkan perasaan nostalgia dan menggambarkan kedalaman perasaan manusia.
Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo

Di tempat yang lama
aku teringat lagi
akan segala kesedihanku
yang telah lalu.
Di kebun rumah tetangga ini
di mana aku biasa bersembunyi
aku terkenang lagi
Willy yang kecil
menangis tersedu.
Pohon-pohon di sini masih seperti dulu
cuma lebih tua, lebih akrab, dan tahu.
Pohon mangga, pohon nangka, dan pohon randu.
Di pokok menempel lumutan dan di dahan benalu.
Pagarnya bunga merak, bunga sepatu dan rumput perdu.
Semuanya masih ada di sini
dan sekarang dengan akrab
Kami berpandangan lagi.

Kepada pohonan di sini aku biasa berlari
dan dengan aman aku uraikan
segala duka yang aku rahasiakan
segala tangis yang kusembunyikan
dan bahkan kasmaran yang pertama.
Mereka tahu memegang rahasia
dan selalu sabar
memandang kelemahan.

Melihat tanah di sini yang kelabu
dan mendengar daun berisik di dahan-dahan
aku terkenang lagi
Willy yang kecil
menangis tersedu.
Tapi menyenangkan juga dikenangkan
bahwa akhirnya satu demi satu
berpuluh kesedihan
telah terkalahkan.

Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang melibatkan perasaan nostalgia dan menggambarkan kedalaman perasaan manusia. Dalam puisi ini, penyair menggambarkan perjalanan emosionalnya yang terhubung dengan tempat dari masa lalu.

Sentimen Nostalgia: Puisi ini dimulai dengan penyair yang merenung tentang tempat yang familiar. Dia mencoba mengingat dan menghidupkan kembali kenangan masa lalunya yang terhubung dengan kebun belakang rumah Tuan Suryo. Nostalgia adalah tema yang kuat dalam puisi ini, dan ini menciptakan perasaan kerinduan terhadap masa lalu.

Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan kebun belakang rumah Tuan Suryo dengan detail, terutama berfokus pada pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan di sana seperti pohon mangga, nangka, dan randu, serta bunga-bunga merak dan sepatu. Gambaran ini menciptakan citra alam yang indah dan menyenangkan.

Hubungan dengan Alam: Penyair tampaknya memiliki hubungan yang mendalam dengan alam dan kebun tersebut. Ke kebun itu adalah tempat di mana ia bisa merasa aman dan nyaman. Ia melihat pohon-pohon sebagai teman yang bisa memahami rahasia dan kesedihannya. Hubungan ini menggambarkan hubungan manusia dengan alam yang seringkali menjadi tempat pelarian dari masalah dan perasaan negatif.

Kesedihan yang Terkalahkan: Meskipun puisi ini mencerminkan kesedihan dan kenangan tentang Willy yang kecil yang menangis, penyair juga mencatat bahwa seiring berjalannya waktu, berbagai kesedihan telah "terkalahkan" satu demi satu. Ini menggambarkan proses penyembuhan dan pertumbuhan pribadi yang bisa dihasilkan dari menghadapi dan merenungkan masa lalu.

Resolusi Emosional: Puisi ini mencapai resolusi emosional ketika penyair menyatakan bahwa meskipun ada banyak kesedihan di masa lalu, mengingatnya juga bisa memberi kegembiraan. Ini mencerminkan pentingnya menghadapi dan menerima perasaan masa lalu untuk mencapai kedamaian dan pertumbuhan pribadi.

Puisi "Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo" adalah pengungkapan emosional tentang masa lalu dan hubungan dengan alam. Ini menunjukkan bagaimana kenangan masa lalu dapat mempengaruhi pemahaman dan pertumbuhan seseorang dan bagaimana alam dapat berperan sebagai teman dan penolong dalam mengatasi kesedihan dan perasaan negatif.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Kebun Belakang Rumah Tuan Suryo
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.