Puisi: Moranbong, Pyongyang (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Moranbong, Pyongyang" karya W.S. Rendra menggarisbawahi pentingnya pengalaman perjalanan dan eksplorasi dalam mencari makna yang ...
Moranbong, Pyongyang


Aku akan tidur
di rumputan
di tepi kolam.
Sementara undan
dan belibis
berenangan.
Lihatlah, aku berdosa.

Aku akan tidur
di bawah pohon liu
yang rindang.

Dalam waktu yang mewah
tapi hampa
aku berjalan dalam taman
mengintip pasangan bersembunyi
di dalam hutan.
Sambil makan
jagung bakar
dan apel Korea
mendengarkan lagu rakyat
dinyanyikan orang.
Kantongku pun penuh dosa.

Lalu kupilihlah tempat ini
tempat tidurku di rumputan
dekat tembok pagar yang tua
memandang kuil beratap merah
dan angin lewat
untuk pergi ke lembah yang jauh.
Mencuri dosa.

Aku akan tidur
di tepi kolam
di bawah pohon liu
yang rindang.
Aku payah oleh dosa.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

Analisis Puisi:
Puisi "Moranbong, Pyongyang" karya W.S. Rendra adalah karya yang merangkum pengalaman penyair selama kunjungannya ke Korea Utara, khususnya di Moranbong, Pyongyang. Puisi ini menciptakan gambaran tentang perjalanan dan pengalaman pribadi dalam suasana yang sangat berbeda.

Pengalaman Perjalanan dan Eksplorasi: Puisi ini mencerminkan pengalaman penyair selama perjalanan di Moranbong, Pyongyang, Korea Utara. Pengalaman eksplorasi dan penemuan dalam keadaan yang sangat berbeda menjadi inti puisi ini. Tindakan "berjalan dalam taman" dan "mengintip pasangan bersembunyi" mengungkapkan semangat penasaran dan penjelajahan penyair dalam menghadapi budaya yang berbeda.

Citra Alam dan Keindahan: Penyair menciptakan citra alam yang indah melalui gambaran "rumputan," "kolam," "pohon liu yang rindang," dan "kuil beratap merah." Ini menciptakan kontras dengan pengalaman penyair yang mewah namun hampa, menyoroti rasa keindahan alam yang mendalam.

Konflik Diri: Puisi ini menciptakan perasaan konflik internal di penyair, yang merasakan kehampaan meskipun memiliki pengalaman yang mewah. Ketika penyair mencuri dosa, ini mencerminkan konflik antara pengalaman yang tampaknya indah dan rasa kekosongan di hati.

Makna Mendalam: Puisi ini menunjukkan bahwa pengalaman perjalanan dan eksplorasi dapat membawa makna yang mendalam dalam kehidupan. Penyair mencari kebenaran dan pemahaman dalam pengalaman di tempat yang berbeda. Pencarian ini menciptakan lapisan makna yang dalam dalam puisi.

Kualitas Puitis: Dalam puisi ini, W.S. Rendra menggunakan bahasa yang puitis untuk menyampaikan pengalaman dan refleksi pribadinya. Pemilihan kata dan imaji alam memberikan puisi nuansa keindahan dan keterbukaan terhadap pengalaman baru.

Puisi "Moranbong, Pyongyang" karya W.S. Rendra adalah penggambaran pengalaman penyair selama perjalanan ke Korea Utara. Puisi ini menggambarkan kontras antara pengalaman keindahan alam dan perasaan kekosongan dalam diri. Ini juga menggarisbawahi pentingnya pengalaman perjalanan dan eksplorasi dalam mencari makna yang mendalam dalam kehidupan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Moranbong, Pyongyang
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.