Puisi: Orang Kecil Orang Besar (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Orang Kecil Orang Besar" menyoroti ketidakadilan, paradoks, dan realitas dalam perilaku dan pandangan terhadap orang-orang dalam masyarakat.
Orang Kecil Orang Besar

Suatu hari yang cerah
Di dalam rumah yang gerah
Seorang anak yang lugu
Sedang diwejang ayah-ibunya yang lugu.

Ayahnya berkata:
"Anakku,
Kau sudah pernah menjadi anak kecil
Janganlah kau nanti menjadi orang kecil!"

"Orang kecil kecil peranannya
Kecil perolehannya," tambah si ibu.

"Ya," lanjut ayahnya
"Orang kecil sangat kecil bagiannya
Anak kecil masih mendingan
Rengeknya didengarkan
Suaranya diperhitungkan
Orang kecil tak boleh memperdengarkan rengekan
Suaranya tak suara."

Sang ibu ikut wanti-wanti:
"Betul, jangan sekali-kali jadi orang kecil
Orang kecil jika jujur ditipu
Jika menipu dijujuri
Jika bekerja digangguin
Jika mengganggu dikerjain."

Ayah dan ibu berganti-ganti menasehati:
"Ingat, jangan sampai jadi orang kecil
Orang kecil jika ikhlas diperas
Jika diam ditikam
Jika protes dikentes
Jika usil dibedil."

"Orang kecil jika hidup dipersoalkan
Jika mati tak dipersoalkan."

"Lebih baik jadilah orang besar
Bagiannya selalu besar."

"Orang besar jujur-tak jujur makmur
Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan."

"Orang besar boleh bicara semaunya
Orang kecil paling jauh dibicarakan saja."

"Orang kecil jujur dibilang tolol
Orang besar tolol dibilang jujur
Orang kecil berani dikata kurang ajar
Orang besar kurang ajar dikata berani."

"Orang kecil mempertahankan hak
disebut pembikin onar
Orang besar merampas hak
disebut pendekar."

Si anak terus diam tak berkata-kata
Namun dalam dirinya bertanya-tanya:
"Anak kecil bisa menjadi besar
Tapi mungkinkah orang kecil
Menjadi orang besar?"

Besoknya entah sampai kapan
si anak terus mencoret-coret
dinding kalbunya sendiri:
"O r a n g   k e c i l ? ? ?
O r a n g   b e s a r ! ! !"


1993

Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Orang Kecil Orang Besar" karya Mustofa Bisri adalah sebuah refleksi mengenai perbedaan, sikap, dan perlakuan antara "orang kecil" dan "orang besar" dalam masyarakat. Penulis memperkenalkan kedua konsep ini melalui percakapan antara seorang anak dan orang tuanya. Puisi ini menyoroti ketidakadilan, paradoks, dan realitas dalam perilaku dan pandangan terhadap orang-orang dalam masyarakat.

Perbandingan Orang Kecil dan Orang Besar: Puisi ini menggambarkan perbedaan antara "orang kecil" dan "orang besar". Orang kecil disajikan sebagai individu yang terpinggirkan, kurang didengarkan, dan seringkali tidak dihargai dalam masyarakat. Di sisi lain, "orang besar" digambarkan sebagai individu yang memiliki kekuasaan, dapat bertindak sesuka hati, dan mendapat keistimewaan di masyarakat.

Kritik Sosial: Dalam pesan yang tersirat, puisi ini menunjukkan ketidakadilan dan perbedaan perlakuan yang sering kali dialami oleh mereka yang dianggap "orang kecil" dalam masyarakat. Mereka sering kali diperlakukan tidak adil dan dianggap tak berarti, sementara "orang besar" memegang kekuasaan dan dapat bertindak semaunya.

Refleksi dan Pertanyaan: Puisi ini juga memperlihatkan pertanyaan anak yang tidak dijawab secara eksplisit dalam teks. Anak tersebut mencoba memahami apakah "orang kecil" bisa menjadi "orang besar", menyiratkan harapan bahwa mungkin ada kemungkinan untuk berubah dari status "orang kecil" menjadi "orang besar".

Penutup yang Diam: Puisi ini berakhir dengan anak yang tetap diam, namun menggoreskan kata-kata "Orang kecil? Orang besar!!" pada dinding hatinya. Ini bisa diartikan sebagai keputusan hati sang anak untuk mengubah takdirnya dari status "orang kecil" menuju "orang besar".

Puisi "Orang Kecil Orang Besar" secara kuat menggambarkan paradoks dan ketidakadilan dalam masyarakat yang membedakan "orang kecil" dan "orang besar". Pesan tersirat dalam puisi ini menyoroti perlunya kesadaran dan perubahan dalam memperlakukan dan memahami perbedaan di masyarakat. Menyadari perbedaan ini adalah langkah awal menuju perubahan dan kesetaraan yang lebih baik dalam masyarakat.

Mustofa Bisri
Puisi: Orang Kecil Orang Besar
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.