Puisi: Perempuan Itu Menggerus Garam (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Perempuan Itu Menggerus Garam" karya Goenawan Mohamad menggambarkan kehidupan seorang perempuan yang memiliki latar belakang penuh ....
Perempuan Itu Menggerus Garam


Perempuan itu menggerus garam pada cobek
di sudut dapur yang kekal.
"Aku akan menciptakan harapan," katanya, "pada batu hitam."
Asap tidak pernah singkat. Bubungan seperti warna dunia
dalam mimpi Yeremiah.

Ia sendiri melamunkan ikan, yang berenang di akuarium,
seperti balon-balon malas yang tak menyadari warnanya,
ungkapannya, di angkasa. "Merekalah yang bermimpi,"
katanya dalam hati.

Tapi ia sendiri bermimpi. Ia memimpikan busut-busut terigu, yang
turun, seperti hujan menggerutu. Di sebuah ladang. Enam
orang berlari seakan ketakutan akan matahari.
"Itu semua anakku," katanya. "Semua anakku."

Ia tidak tahu ke mana mereka pergi, karena sejak itu tidak ada
yang pulang. Si bungsu, dari sebuah kota di Rusia, tak pernah
menulis surat. Si sulung hilang. Empat saudara kandungnya
hanya pernah mengirimkan sebuah kalimat,
"Mak, kami hanya pengkhianat."

Barangkali masih ada seorang gadis, di sajadah yang jauh,
(atau mungkin mimpi itu hanya kembali,)
yang tak mengenalnya. Ia sering berpesan dengan
bahasa diam asap pabrik. Ia tak berani tahu siapa dia,
ia tidak berani tahu.

Perempuan itu hanya menggerus garam pada cobek
di sudut dapur yang kekal.


1995

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan Itu Menggerus Garam" karya Goenawan Mohamad adalah karya sastra yang penuh dengan makna dan imajinasi. Puisi ini menggambarkan gambaran seorang perempuan yang melakukan tindakan sederhana, yaitu menggerus garam di dapur, namun memiliki makna yang mendalam.

Gambaran Perempuan: Puisi ini dimulai dengan deskripsi seorang perempuan yang sibuk menggerus garam pada cobek di dapur. Gambaran ini menciptakan suasana yang tenang dan rutin, menggambarkan aktivitas sehari-hari yang sederhana.

Ciptakan Harapan: Perempuan tersebut mengungkapkan niatnya untuk "menciptakan harapan" pada batu hitam. Hal ini bisa diartikan sebagai tindakan positif yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Garam, yang sering digunakan sebagai bumbu untuk meningkatkan rasa makanan, bisa menjadi simbol peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

Asap dan Bubungan: Puisi ini menggambarkan asap yang tak pernah singkat dan bubungan yang mirip dengan warna dunia dalam mimpi Yeremia. Ini menciptakan gambaran atmosfer yang gelap dan penuh makna. Referensi ini mungkin merujuk pada perasaan kegelapan atau ketidakpastian dalam hidup.

Mimpi dan Realitas: Perempuan ini tampaknya memiliki mimpi dan khayalan sendiri yang mungkin berbeda dari realitas. Ia melamunkan ikan di akuarium dan mengatakan bahwa "merekalah yang bermimpi." Hal ini bisa mencerminkan pemisahan antara dunia nyata dan dunia imajinatif.

Kehilangan Anak-Anak: Puisi ini menyiratkan bahwa perempuan ini telah kehilangan anak-anaknya. Mereka pergi tanpa jejak, dan beberapa bahkan mengirimkan pesan singkat yang menyedihkan. Kehilangan anak-anak menjadi tema yang menyayat hati dalam puisi ini.

Bahasa Diam Asap Pabrik: Puisi ini menggambarkan bahwa perempuan ini berkomunikasi dengan bahasa yang tidak ditulis atau diungkapkan secara verbal, melainkan melalui bahasa diam asap pabrik. Hal ini bisa menggambarkan perasaannya yang sulit diungkapkan atau pengalaman yang traumatis.

Kesimpulan yang Terbuka: Puisi ini diakhiri dengan perempuan itu yang masih sibuk menggerus garam. Kesimpulan puisi ini terasa terbuka dan memunculkan banyak pertanyaan tentang kehidupan dan pengalaman perempuan tersebut.

Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan gambaran kehidupan seorang perempuan yang memiliki latar belakang penuh kehilangan dan trauma, namun tetap melanjutkan kehidupan sehari-harinya dengan tindakan-tindakan yang sederhana tetapi bermakna. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas kehidupan manusia dan bagaimana kita meresponsnya.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Perempuan Itu Menggerus Garam
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.