Puisi: Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa" karya W.S. Rendra menciptakan suasana kesepian dan ketidakmampuan, serta menggambarkan pertanyaan ...
Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa


Hatiku terbaring telanjang di meja
di atas piring
di samping pisau, senduk, dan garpu,
selagi aku duduk di kursi putih
dengan koran tak bisa dibaca
di pangkuanku.
Pintu balkon yang terbuka
menampakkan terali yang hitam
serta langit yang tua renta.
Bayangan gelas dan teko porselin
dipantulkan kaca pintu.
Kemudian nampak pula diriku;
Wajahku yang sepi setelah dicuci,
hatiku yang rewel dan manja.
Siapa pula aku tunggu?
Siapa atau apa?

Perawat datang dengan wajah yang heran.
Ia menggelengkan kepala:
"Kamerad tak makan?
"Lyuda, aku tak bisa makan.
Tak bisa kumakan wajah kekasih
tak bisa kuminum ibuku bersama susu
dan tak bisa kuusap mata adik dengan mentega!"
Ia mengangkat bahu dan bertanya.
Ah, ia toh tak tahu bahasa rindu!

Apabila ia lenyap dari pintu
dengan langkah lunak di atas permadani
ia tak akan tahu
bahwa waktu pernah beku dan berhenti
segala bunyi dan warna tanpa makna
dan bahkan
bagi mimpi, duka, derita, maupun kebahagiaan
tak ada pintu yang membuka.


Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1972)

Analisis Puisi:
Puisi "Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang menggambarkan suasana dan perasaan penulis saat berada di sebuah sanatorium di Moskwa.

Gambaran Tempat dan Waktu: Puisi ini memberikan gambaran tempat yang jelas, yaitu Moskwa, dan waktu saat penulis berada di sanatorium tersebut. Atmosfer tempat tersebut, seperti langit tua renta dan balkon yang terbuka, digambarkan dengan detail, menciptakan latar belakang yang kuat untuk puisi ini.

Gambaran Objek di Sekitar Penulis: Penyair menjelaskan objek-objek di sekitarnya, seperti piring, pisau, sendok, dan garpu, yang diletakkan di atas meja. Ini menciptakan suasana "makan" atau "hidangan," meskipun dalam konteks yang tidak biasa. Peralatan makan tersebut juga dapat diartikan sebagai simbol ketidakmampuan penyair untuk menikmati hidup.

Kepasifan dan Kesepian: Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan ketidakberdayaan. Penulis duduk di kursi putih dengan koran tak bisa dibaca, merasa kebingungan dan kehilangan makna. Ketidakmampuan untuk makan atau merasakan kebahagiaan menciptakan suasana pasif dan sedih.

Keterbatasan Bahasa: Penyair mengungkapkan rasa frustrasi dan ketidakmampuan bahasa dalam mengungkapkan perasaan. Ia merasa bahwa bahasa tidak dapat mencakup atau menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan yang mendalam. Ini menunjukkan kekuatan emosi yang sangat dalam.

Pertanyaan Identitas: Puisi ini mencerminkan pertanyaan penulis tentang siapa dirinya dan apa tujuannya. Pertanyaan "Siapa pula aku tunggu? Siapa atau apa?" mencerminkan ketidakpastian identitas dan makna dalam hidupnya.

Puisi "Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang menggambarkan suasana dan perasaan penulis selama berada di Moskwa. Puisi ini menciptakan suasana kesepian dan ketidakmampuan, serta menggambarkan pertanyaan identitas yang mendalam. Dengan gaya bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang eksistensi, bahasa, dan makna dalam hidup.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sanatorium Chakhalinagara, Moskwa
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.