Puisi: Sebuah Restoran, Moskwa (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Sebuah Restoran, Moskwa" karya W.S. Rendra menggambarkan sebuah realitas yang kontradiktif dan kehampaan yang tersembunyi di balik kemewahan ..
Sebuah Restoran, Moskwa

Melalui caviar dan vodka
kami langgar sepuluh dosa.
Di atas kain meja yang putih
terbarut tindakan yang sia-sia.
Botol-botol anggur yang angkuh
dan teman wanita yang muda
adalah hiasan malam yang terasa tua.
Hari-hari yang nampak koyak-moyak
disulam dengan manis oleh wajahnya.
Dalam kepalsuan
kami berdua bertatapan.
Bahunya yang halus berkilau biru
oleh cahaya lilin dan lampu.
Pintu-pintu berpolitur
dengan tirai untaian merjan.
Sementara musik berbunyi
jam berapa kami tak tahu.
Di atas kursi Prancis
kami bertukar senyum
dan tahu
masing-masing saling menipu.
Dengan gelas-gelas yang tinggi
kita membunuh waktu
dalam dosa.
Bila begini:
Manusia sama saja dengan cerutu
bistik atau pun whiski-soda
berhadapan dengan waktu
jadi tak berdaya.

Sumber: Sajak-Sajak Sepatu Tua (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebuah Restoran, Moskwa" karya W.S. Rendra adalah sebuah gambaran tentang kehidupan yang glamor tetapi kosong, di mana keberadaan material dan hedonisme menggantikan makna yang lebih dalam. Di bawah lapisan kemewahan dan kesenangan, tersembunyi kesia-siaan dan kekosongan.

Gambaran Restoran: Restoran di Moskwa adalah setting utama dalam puisi ini, sebuah tempat di mana kekayaan dan kemewahan dihargai lebih dari makna yang sebenarnya. Caviar, vodka, anggur, dan wanita muda menjadi simbol kehidupan yang penuh dengan kenikmatan jasmani dan kesenangan duniawi.

Kesia-siaan Kehidupan: Meskipun suasana restoran terlihat mewah dan glamor, puisi ini menyuarakan rasa kekosongan dan kesia-siaan dalam kehidupan yang terlalu terfokus pada kesenangan duniawi. Penggunaan kata-kata seperti "tindakan yang sia-sia" dan "hari-hari yang nampak koyak-moyak" mencerminkan perasaan kekosongan dan kehampaan yang melingkupi kehidupan para karakter.

Kehampaan dalam Hubungan: Meskipun terlihat saling berinteraksi, hubungan antara karakter-karakter dalam puisi ini dipenuhi dengan kepalsuan dan kebohongan. Mereka bertemu untuk mencari pengalihan dari kesepian dan kekosongan, tetapi pada akhirnya mereka saling menipu dan merasa terasing satu sama lain.

Kehampaan Waktu: Puisi ini juga menyoroti perasaan kehampaan terhadap waktu yang terus berjalan tanpa tujuan yang jelas. Meskipun mereka berada di tempat yang mewah dan menyenangkan, mereka merasa tidak berdaya dan tidak memiliki kendali atas nasib mereka sendiri.

Simbolisme Materialisme: Caviar, vodka, anggur, dan barang-barang mewah lainnya menjadi simbol dari kekayaan dan kemewahan yang sering kali mengaburkan makna sejati kehidupan. Penekanan pada materialisme mengisyaratkan bahwa kekayaan materi tidak dapat membeli kebahagiaan atau makna sejati dalam kehidupan.

Dengan gaya bahasa yang lugas dan gambaran yang kuat, W.S. Rendra menggambarkan sebuah realitas yang kontradiktif dan kehampaan yang tersembunyi di balik kemewahan materi. Puisi ini menjadi pengingat akan pentingnya mencari makna yang lebih dalam dalam kehidupan daripada sekadar kenikmatan duniawi dan kesenangan sementara.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Sebuah Restoran, Moskwa
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.