Puisi: Ketika Musim Berubah (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Ketika Musim Berubah" karya Diah Hadaning menggambarkan perubahan dalam hidup sebagai perumpamaan perubahan musim.
Ketika Musim Berubah


Berwindu kukenal wajah
berwindu kukenal nama
berwindu kukenal tanah
berwindu kukenal sapa.

Ketika musim berubah
warna pelangi simpan darah
denyut nadi simpan getah
belati di ujung lidah
aku jadi orang asing
di tanah kelahiran
tempat bersemi segala benih
angan, mimpi, harap, asa.

Urban di tanah baru
orang-orang metamorfose dajal
musim mencari tumbal
aku hanya bisa panggil namamu bapa.


Bogor, April 2001

Analisis Puisi:
Puisi "Ketika Musim Berubah" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan musim sebagai perumpamaan dari perubahan dalam hidup dan hubungan seseorang.

Gambaran Musim sebagai Simbolisme: Puisi ini menggunakan perubahan musim sebagai metafora atau simbol perubahan dalam kehidupan. Musim yang berubah secara alami mencerminkan transisi dalam hidup manusia, baik secara fisik maupun emosional.

Kesenjangan Identitas: Puisi ini menyoroti perasaan "aku jadi orang asing di tanah kelahiran." Ini menggambarkan perasaan kesenjangan identitas yang mungkin dialami oleh individu ketika mereka menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka. Mereka mungkin merasa terasing atau tidak lagi merasa seperti bagian dari lingkungan yang biasa mereka kenal.

Perasaan Kehilangan: Puisi ini menciptakan perasaan kehilangan dan nostalgia. Penyair merasa terpisah dari kenangan masa lalu, dan perubahan musim menjadi representasi dari hal ini. Hal ini menciptakan nuansa melankolis dan refleksi tentang perubahan dalam hidup.

Konflik Antara Tradisi dan Modernitas: Puisi ini mencerminkan konflik yang mungkin timbul ketika tradisi bertabrakan dengan modernitas. Urbanisasi, perubahan sosial, dan perkembangan teknologi adalah beberapa faktor yang bisa membuat seseorang merasa seperti "orang asing" di tempat asal mereka.

Bahasa yang Kaya dan Imajinatif: Penyair menggunakan bahasa yang kaya dengan imajinasi yang kuat. Gambaran-gambar seperti "belati di ujung lidah" dan "urban di tanah baru" menciptakan citra yang kuat dan mendalam.

Nostalgia dan Rasa Sayang: Meskipun puisi ini merangkum perubahan dan ketidakpastian, ada juga elemen nostalgia dan rasa sayang terhadap tanah kelahiran. Ini menggambarkan konflik internal antara merindukan masa lalu dan berusaha beradaptasi dengan perubahan.

Pesan yang Bersifat Universal: Puisi ini memiliki pesan yang bersifat universal tentang bagaimana manusia berhadapan dengan perubahan dalam hidup. Ketika kita mengalami perubahan besar, kita mungkin merasa terasing atau kehilangan, tetapi pada saat yang sama, kita merasa perlu beradaptasi dan menerima perubahan tersebut.

Puisi "Ketika Musim Berubah" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perubahan dalam hidup sebagai perumpamaan perubahan musim. Puisi ini menciptakan citra yang kuat dan berbicara tentang konflik internal dan perasaan nostalgia yang mungkin dialami oleh individu dalam menghadapi perubahan.

Puisi: Ketika Musim Berubah
Puisi: Ketika Musim Berubah
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.