Puisi: Mencari Sisa Peradaban di Jakarta (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Mencari Sisa Peradaban di Jakarta" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan perasaan terhadap perubahan dan ....
Mencari Sisa Peradaban di Jakarta


Mencari sisa peradaban
anakku 'nyusuri trotoar kota
kepala terantuk dinding jalan layang
langkah terjerat kabel galian
dada terbakar berita koran
senyumnya tak bisa kuterjemahkan.

Mencari sisa cinta Jakarta 
'nakku lompati jembatan penyeberangan
matanya nanar
dambanya pijar
matahari ambyar
anakku terkapar.

Jakarta itu rimba
bisikku saat ia sadar
haruslah jiwamu ganda
haruslah parangmu bermata dua
satukan jagad alit jagad besar
jika mencari sisa peradaban.


Jakarta, Juli 1997

Analisis Puisi:
Puisi "Mencari Sisa Peradaban di Jakarta" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang mencerminkan perasaan terhadap perubahan dan kompleksitas kota Jakarta, serta mengajak pembaca untuk merenungkan dampak peradaban modern terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

Perasaan Terhadap Jakarta: Puisi ini menampilkan perasaan yang kontradiktif terhadap kota Jakarta. Pada satu sisi, terdapat upaya mencari sisa peradaban yang mungkin telah hilang dalam hiruk-pikuk urban. Namun, di sisi lain, terdapat ketidaknyamanan dan bahkan penderitaan yang dialami oleh karakter dalam puisi ini. Hal ini tercermin dalam gambaran kepala terantuk dinding jalan layang, langkah terjerat kabel galian, dan dada terbakar berita koran.

Gambaran Kota Modern: Puisi ini menggambarkan Jakarta sebagai kota yang padat, penuh dengan trotoar, jalan layang, dan jembatan penyeberangan. Gambaran ini mencerminkan kompleksitas dan perubahan pesat yang terjadi dalam perkembangan kota besar. Meskipun ada usaha untuk mencari "sisa peradaban" di tengah urbanisasi, kenyataannya, banyak aspek tradisional dan budaya hilang atau terabaikan.

Perubahan dan Dampaknya: Puisi ini mencerminkan dampak negatif perubahan terhadap lingkungan dan manusia. Kepala terantuk dinding jalan, langkah terjerat kabel galian, dan dada terbakar berita koran menggambarkan efek dari modernisasi yang kadang-kadang dapat merugikan manusia. Gambaran anak terkapar di jembatan penyeberangan juga menggambarkan kecelakaan dan bahaya yang mungkin terjadi akibat infrastruktur yang rumit dan padat.

Simbolisme dan Makna Lebih Dalam: Puisi ini menggunakan Jakarta sebagai simbol peradaban modern yang kompleks dan penuh tantangan. Jakarta dipersonifikasikan sebagai "rimba" yang mengandung makna bahwa kota ini adalah lingkungan yang liar dan kompleks. Ajakan untuk "jiwamu ganda" dan "parangmu bermata dua" menggambarkan perlunya adaptasi dan kesiapan menghadapi kenyataan kota besar yang penuh tantangan.

Puisi "Mencari Sisa Peradaban di Jakarta" oleh Diah Hadaning menggambarkan perubahan dan kompleksitas kota Jakarta melalui gambaran yang kuat dan simbolisme yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak peradaban modern terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, serta perlunya adaptasi dan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan urban yang semakin rumit.

"Puisi: Mencari Sisa Peradaban di Jakarta (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Mencari Sisa Peradaban di Jakarta
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.