Puisi: Sampai Kapan? (Karya A. Munandar)

Puisi "Sampai Kapan?" karya A. Munandar menciptakan suasana ketidakpastian, harapan, dan dorongan untuk bertindak.
Sampai Kapan?

Sampai kapan kau akan menunggu?
Bertahan dengan doa; dengan senyuman pilu.
Karena siapa tahu dia juga sedang menunggu.
Jadi sampai kapan dia akan menunggu?

Dan bila mana semua menunggu,
Lalu siapa yang akan mencari?

Semua hanya diam, hanya keheningan.
Memohon dalam doa, mengumpat dalam pengharapan.
Sampai suatu saat tiba, sebuah pertanyaan menanyai hati:
Kenapa tidak aku yang memulainya?
 
2 Februari 2018

Analisis Puisi:
Puisi "Sampai Kapan?" karya A. Munandar merupakan karya sastra yang singkat namun penuh dengan makna dan refleksi tentang harapan, tindakan, dan waktu. Dalam puisi ini, penyair mengeksplorasi pertanyaan tentang menunggu, bertindak, dan waktu yang terus berjalan.

Pertanyaan tentang Menunggu: Puisi ini dimulai dengan pertanyaan, "Sampai kapan kau akan menunggu?" Pertanyaan ini mungkin mencerminkan perasaan seseorang yang sudah lama menunggu sesuatu atau seseorang dan merasa ragu tentang kapan harapannya akan terwujud.

Tahanan Waktu: Penyair menciptakan gambaran tentang seseorang yang bertahan dalam menunggu, baik dengan doa maupun senyuman pilu. Ini menciptakan gambaran tahanan waktu dan harapan yang mungkin menggerogoti seseorang yang menunggu.

Harapan dan Pertanyaan: "Karena siapa tahu dia juga sedang menunggu," menghadirkan elemen harapan. Penyair merenungkan kemungkinan bahwa seseorang yang mereka tunggu juga mungkin menunggu sesuatu atau seseorang. Ini menimbulkan pertanyaan, "Sampai kapan dia akan menunggu?" yang menyoroti ketidakpastian.

Tantangan Bertindak: Di bait terakhir, puisi ini mencapai puncaknya dengan pertanyaan, "Kenapa tidak aku yang memulainya?" Ini menciptakan perasaan bahwa menunggu adalah tindakan pasif, dan penyair mendorong untuk bertindak dan mengambil inisiatif dalam mencapai harapan dan impian mereka.

Refleksi Pribadi: Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai refleksi pribadi seseorang tentang bagaimana menangani harapan dan waktu. Penyair merenungkan ketidakpastian menunggu dan mendorong diri sendiri untuk bertindak, mengambil langkah pertama untuk mengubah keadaan.

Simbolisme Waktu: Waktu menjadi tema utama dalam puisi ini. Pertanyaan tentang kapan sesuatu akan terjadi menggambarkan bagaimana waktu dapat menjadi tahanan yang kuat dan meresahkan.

Secara keseluruhan, puisi "Sampai Kapan?" menciptakan suasana ketidakpastian, harapan, dan dorongan untuk bertindak. Penyair merenungkan tentang perbedaan antara menunggu dan bertindak, mengajukan pertanyaan tentang bagaimana waktu mempengaruhi harapan dan tindakan seseorang. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan arti yang lebih dalam tentang menunggu, bertindak, dan mengambil inisiatif dalam hidup.

A. Munandar
Puisi: Sampai Kapan?
Karya: A. Munandar
© Sepenuhnya. All rights reserved.