Puisi: Pantai Laut Utara (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantai Laut Utara" karya Ajip Rosidi menggambarkan tentang pertemuan dan kenangan cinta di pantai Laut Utara. Puisi ini menciptakan gambaran ..
Pantai Laut Utara
Menjelang Tengah Malam

Angin dingin naik ke puncak bukit
menyisir rambutmu yang meriap nakal
dengan tanganmu lentik, kau susuri langit
sia-sia mencari bintang yang kau kenal.

Kepada langit khatulistiwa yang biru
dahulu kau bisikkan madu cinta pertama
dan angan-angan yang jauh, penuh rindu
akan negeri-negeri asing yang entah dimana.

Tapi di sini langit kelam. Laut pun kelam
hanya riak ungu yang kadang-kadang sejenak bersinar
perlambang keajaiban yang dalam
dari takdir yang tak mungkin terhindar.

Kau simakkan lampu-lampu kota, kapal yang bertolak ...
memahatkan arti hakiki pertemuan ini
dan dalam keheningan, telah kau maklumi dengan bijak
segala kata yang tak perlu 'ku ucapkan lagi.

1972

Analisis Puisi:
Puisi "Pantai Laut Utara" karya Ajip Rosidi menggambarkan tentang pertemuan dan kenangan cinta di pantai Laut Utara. Puisi ini menciptakan gambaran romantis tentang suasana pantai yang sejuk dan penuh rindu serta perasaan yang dalam terhadap kenangan masa lalu.

Suasana Pantai dan Kehangatan Cinta Pertama: Puisi dimulai dengan menggambarkan suasana pantai dengan angin dingin yang menyisir rambut sang kekasih. Pemandangan ini dihubungkan dengan kenangan cinta pertama, di mana sang kekasih berbicara dengan langit khatulistiwa yang biru dan berangan-angan tentang negeri-negeri asing yang misterius.

Kontras Langit dan Laut yang Kelam: Meskipun awalnya digambarkan sebagai pantai yang indah dan langit yang biru, puisi ini berbalik dengan menggambarkan langit dan laut yang kelam. Kontras ini mencerminkan perasaan sang penyair yang kini berada dalam keheningan setelah berpisah dengan kekasihnya.

Rasa Rindu dan Kehilangan: Penyair mengekspresikan rasa rindu yang mendalam dan kehilangan akan pertemuan dan hubungan masa lalu. Kata-kata seperti "riak ungu" menandakan nostalgia dan kenangan yang tak terlupakan, meskipun sejenak.

Makna Pertemuan yang Tanpa Kata: Pada bagian akhir puisi, penyair menyatakan bahwa dalam keheningan, tidak perlu ada kata-kata yang diucapkan lagi. Pertemuan dan pengalaman bersama kekasih telah menciptakan makna yang mendalam dan tak perlu diungkapkan lagi.

Gambaran Romantis dan Bijaksana: Puisi ini menggambarkan suasana romantis dan penuh perasaan, namun juga mencerminkan kedewasaan dan kebijaksanaan. Penyair menyiratkan pemahaman bahwa takdir telah menentukan jalannya, dan kini ia menghadapinya dengan bijaksana.

Puisi "Pantai Laut Utara" karya Ajip Rosidi adalah sebuah puisi romantis yang menggambarkan pertemuan dan kenangan cinta di pantai. Puisi ini menciptakan suasana pantai yang indah, tetapi juga mencerminkan rasa rindu, kehilangan, dan kedewasaan. Dalam keheningan, penyair merenungi makna pertemuan tersebut dan menyadari bahwa kata-kata tak lagi diperlukan untuk menyampaikan perasaan yang mendalam. Puisi ini menawarkan gambaran romantis dan bijaksana tentang cinta dan kenangan masa lalu.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantai Laut Utara
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.