Puisi: Sebuah Parabel (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Sebuah Parabel" karya Ajip Rosidi mengeksplorasi tema-tema seperti hubungan manusia dengan alam, perjalanan hidup, dan perubahan identitas.
Sebuah Parabel
Buat Dan & Arlene


Orang-orang mendaki gunung, memahat batu
dan pulang senja hari;
orang-orang berlayar ke laut, menangkap ikan
dan pulang sehabis badai;
orang-orang berangkat ke hutan, menebang kayu
dan pulang dengan beban yang berat;
dan orang-orang masuk kota, menjerat angan-angan
tak seorangpun pulang kembali.


1972

Sumber: Ular dan Kabut (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Sebuah Parabel" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan sebuah perumpamaan (parabel) yang menggambarkan pengalaman hidup manusia. Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang makna kehidupan dan perjalanan manusia dalam menghadapi berbagai aspek eksistensinya.

Tema Kehidupan Manusia: Puisi ini mengeksplorasi tema kehidupan manusia dalam berbagai aktivitasnya. Penyair menyajikan beberapa contoh aktivitas manusia, seperti mendaki gunung, berlayar, menebang kayu, dan masuk ke dalam kota. Aktivitas-aktivitas ini mencerminkan beragam aspek kehidupan manusia yang melibatkan perjuangan, pengorbanan, dan berbagai risiko.

Alam dan Manusia: Puisi ini menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Manusia berinteraksi dengan alam dalam berbagai cara, mulai dari mendaki gunung hingga berlayar di laut. Hal ini mencerminkan bagaimana alam menjadi latar belakang bagi perjalanan manusia dan bagaimana manusia memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Konsep Perjalanan: Puisi ini menggunakan kata-kata seperti "mendaki," "berlayar," dan "menebang kayu" untuk merujuk pada perjalanan fisik manusia. Namun, perjalanan ini juga dapat diartikan secara metaforis sebagai perjalanan kehidupan manusia dalam mencari makna dan tujuan. Penyair menyiratkan bahwa setiap perjalanan membawa risiko dan beban, dan tidak semua perjalanan berakhir dengan kembalinya pelaku ke tempat asal.

Kehilangan Identitas: Bagian terakhir dari puisi ini menggambarkan bahwa orang-orang yang masuk ke dalam kota tidak kembali. Ini bisa diartikan sebagai kehilangan identitas atau perubahan fundamental dalam diri manusia ketika mereka terlibat dalam lingkungan perkotaan atau peradaban modern. Kehilangan ini mungkin mengacu pada perubahan budaya, moral, atau sosial.

Bahasa Simbolik: Puisi ini menggunakan bahasa yang bersifat simbolis. Aktivitas-aktivitas manusia seperti mendaki gunung atau berlayar mewakili perjalanan hidup manusia secara umum. Penggunaan kata-kata seperti "senja hari," "sehabis badai," dan "beban yang berat" menciptakan gambaran emosional yang mengiringi perjalanan ini.

Puisi "Sebuah Parabel" adalah sebuah penggambaran abstrak tentang pengalaman manusia dalam kehidupan dan perjalanannya. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti hubungan manusia dengan alam, perjalanan hidup, dan perubahan identitas. Dengan bahasa yang simbolis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dan tujuan dalam hidup manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Sebuah Parabel
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.