Puisi: Semoga (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Semoga" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran-gambaran metaforis yang mendalam, menggambarkan kebingungan, ....
Semoga

Di sudut jantungku kubangun kincir salju.
Gilakah aku?
Dalam darahku berlayar kapal salju.
Lautkah aku?

Januari yang beku.
Bunga tulip di meja berwarna kaku.
Benda-benda kamar jadi kepalan tinju
mengarahkan kutuk ke alamatku.
Masih ingin kubangun kincir salju
seperti yang kulihat dalam mimpiku.

Langit megah dalam biru.
Begitu terbayang sebuah titik zarrah di padang salju,
aku berdoa:
Semoga dalam titik itu masih terselip sisa nafasku!

Sumber: Refrein di Sudut Dam (2003)

Analisis Puisi:
Puisi "Semoga" karya D. Zawawi Imron adalah sebuah karya yang penuh dengan gambaran-gambaran metaforis yang mendalam, menggambarkan kebingungan, kebekuan, dan harapan.

Metafora Kincir Salju dan Kapal Salju: Puisi ini dimulai dengan dua metafora yang kuat: "kincir salju" dan "kapal salju". Kincir salju bisa melambangkan keanggunan, keindahan, dan keunikan, sementara kapal salju mungkin mencerminkan perjalanan, petualangan, dan kebebasan. Penggunaan kedua metafora ini menunjukkan kebingungan dan pertanyaan yang ada dalam pikiran penyair tentang identitas dan eksistensinya.

Kehadiran Januari yang Beku: Januari yang beku adalah gambaran keadaan yang dingin dan suram. Bunga tulip yang berwarna kaku mungkin menggambarkan kehidupan yang kaku dan tak berwarna, tanpa kehangatan dan keceriaan.

Ketidakpastian dan Kebingungan: Penyair merasa terjebak dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian dan kebingungan. Benda-benda di sekitarnya, seperti kepalan tinju dan alamat kutukan, menunjukkan rasa frustasi dan ketidakpuasan.

Harapan dan Doa: Meskipun dihadapkan pada kebingungan dan ketidakpastian, penyair tetap memelihara harapan dan melakukan doa. Dengan melihat titik zarrah di padang salju, penyair berharap bahwa masih ada sisa nafasnya di sana. Doa ini mencerminkan kerinduan akan kelangsungan hidup dan keberadaannya.

Kesimpulan: Puisi "Semoga" adalah sebuah refleksi yang dalam tentang ketidakpastian, kebingungan, dan harapan dalam kehidupan. Dengan menggunakan gambaran-gambaran metaforis yang kuat, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional dan spiritual penyair dalam mencari makna dan keberadaannya di dunia yang dingin dan suram.

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keberadaan dan harapan, meskipun dihadapkan pada kebingungan dan ketidakpastian. Dengan demikian, puisi ini menawarkan sebuah pesan yang mendalam tentang kekuatan harapan dan doa dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan dan ketidakpastian.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Semoga
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.