Cerpen: Selingkuh dan Selingkuh

Cerpen | Selingkuh | Alkisah, aku bosan dengan kisah cinta-cintaanku yang berjalan terlalu seadanya. Saat itu datang seorang wanita bernama ...
Selingkuh dan Selingkuh
Alkisah, aku bosan dengan kisah cinta-cintaanku yang berjalan terlalu seadanya. Saat itu datang seorang wanita bernama Putri (sebut saja begitu) ke dalam hidupku. Wanita yang sangat baik dan sopan.

Setiap hari dia membangunkanku, mengingatkanku waktu makan, waktu mandi, waktu tidur, dan segala macam waktu lainnya. Tentu saja dia lebih rajin dari pacarku, ya, setidaknya dalam hal mengingatkan.

Entah dari mana sumber penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk mengajaknya pacaran. Tidak, aku tidak melihat dia akan menolak, terlalu banyak hal, semacam pertanda yang membuatku yakin dia memang menyukaiku. Ya, mungkin aku melakukan ini untuk membuktikan firasat saja. Dan benar saja, akibat dari benarnya firasatku, terjadilah kisah selingkuh, tepatnya pada tahun 2012.

Iya, aku mempermainkan hati seorang wanita. Dan tidak hanya itu, ya, aku juga mempermainkan hatiku sendiri. Aku tahu itu, sedari awal aku memang sudah menyadari itu. Goblok, aku terjebak di dalam jebakan yang aku pasang sendiri.

Aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya selingkuh. Dan ya, seperti sangkaku, selingkuh itu adalah hal sangat, sangat amat buruk. Selain itu, juga sangat tidak sesuai dengan pola pikirku. Dan selain pola pikir, aku rasa ini juga tidak sesuai dengan pola dompetku.

Seminggu kemudian pacarku mengetahui kejadian ini. Tapi ada yang aneh di sini. Jadi begini, aku selingkuh dengan Si A, tapi pacarku malah menuduhku selingkuh dengan Si Z.

Si Z itu? Ya, aku memang dekat dengan Si Z, tapi aku menganggapnya sebagai adik. Kurang lebih begitu (walau banyak lebihnya). Lagi pula dia itu adik temanku, ya, aku rasa tidak ada salahnya jika aku menganggapnya adik.

Selang dua hari kemudian, Si Z mengetahui tuduhan ini. Dia menghubungi pacarku tanpa sepengetahuanku. Dia tidak bertujuan untuk memperbaiki nama baiknya, unik sekali, dia berusaha memperbaiki namaku.

Namun karena pacarku itu cemburuannya kelas Mak Lampir (eh), maka oleh sebab itu, posisi Si Z sebagai tersangka tetap tidak berubah. Dan anehnya lagi, Si A yang sebagai selingkuhanku, malah tidak tahu-menahu mengenai hal ini.

Hari-hari berlanjut, berlanjut, dan berlanjut.

Sebulan kemudian, aku putus dengan Si A (Hmm, siapa tadi nama samarannya? Ah, iya, Putri). Dia mengirimku sebuah pesan singkat yang akan tetap aku ingat sampai aku lupa: "Kita putus, nggak usah sms, nggak usah telpon ke sini lagi, aku nggak mau pacarku tau hubungan kita."

Iya, aku selingkuh dengan seorang yang juga selingkuh (haha).


Tamat!

Kisah ini hanyalah kenyataan semata (bukan sehidung apalagi semulut). Jika ada kesamaan nama tokoh atau tempat kejadian? Ya, sebaiknya anda ganti nama dan sekalian juga pindah tempat (eh).
© Sepenuhnya. All rights reserved.