Puisi: Akulah Si Telaga (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Akulah Si Telaga" tidak hanya mengajak untuk mengeksplorasi karya sastra, tetapi juga menggarisbawahi peran dan tanggung jawab seorang ...
Akulah Si Telaga

Akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja - perahumu biar aku yang menjaganya.

1980

Sumber: Horison (September, 1981)

Analisis Puisi:
Puisi "Akulah Si Telaga" karya Sapardi Djoko Damono menghadirkan metafora yang indah tentang eksistensi dan peran seorang penyair.

Metafora Telaga: Dalam puisi ini, "Akulah si telaga" dijadikan metafora untuk penyair. Telaga dapat diartikan sebagai dunia penciptaan, imajinasi, atau kreativitas penyair yang luas dan dalam.

Pemanggilan untuk Melayari Karya Penyair: Baris pertama, "berlayarlah di atasnya," memanggil pembaca atau pihak lain untuk menjelajahi karya penyair. Ini menciptakan citra perjalanan melalui karya-karya sastra yang luas dan dalam.

Riak-Riak Kecil yang Menggerakkan Bunga-Bunga Padma: Gambaran ini menciptakan nuansa keindahan dan kelembutan di dalam karya penyair. Riak-riak kecil adalah sentuhan kecil dan halus yang mampu menggerakkan keindahan dan keharuman dalam puisi.

Mandang Harumnya Cahaya: Ungkapan ini dapat diartikan sebagai dorongan untuk melihat dan mengapresiasi keindahan dalam cahaya, mungkin merujuk pada kebijaksanaan atau keindahan dalam karya penyair.

Seberang Sana: Merupakan gambaran tentang pencapaian atau tujuan akhir dalam dunia penciptaan. Penyair mengajak pembaca untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Tinggalkan Begitu Saja - Perahumu Biar Aku yang Menjaganya: Pernyataan ini mencerminkan keinginan penyair untuk menjadi penjaga karyanya sendiri. Ini bisa menjadi ungkapan tentang keinginan penyair untuk merawat dan melindungi karya-karyanya setelah dihasilkan.

Penyair sebagai Pencipta dan Pelindung: Dalam keseluruhan puisi, penyair ditempatkan sebagai pencipta dan pelindung, seolah-olah menciptakan dunia dalam karyanya dan bersedia merawat serta melindunginya.

Puisi "Akulah Si Telaga" adalah sebuah karya yang memukau dan mendalam. Sapardi Djoko Damono melalui metafora telaga menciptakan citra penyair sebagai pencipta yang mengundang orang lain untuk menjelajahi dunianya yang penuh keindahan dan makna. Puisi ini tidak hanya mengajak untuk mengeksplorasi karya sastra, tetapi juga menggarisbawahi peran dan tanggung jawab seorang penyair terhadap karyanya.


Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Akulah Si Telaga
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.