Puisi: Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mengandung makna mendalam meskipun terlihat ....
Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari


waktu berjalan ke barat di waktu pagi hari matahari mengikutiku di belakang
aku berjalan mengikuti bayang-bayangku sendiri yang memanjang di depan
aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang
aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan


1971

Sumber: Horison (Januari, 1974)

Catatan:
Puisi Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari kemudian hari dimasukkan ke dalam buku Mata Pisau (1974).

Analisis Puisi:
Puisi "Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang mengandung makna mendalam meskipun terlihat sederhana. Dalam empat baris, penyair berhasil menggambarkan sebuah adegan sederhana namun sarat dengan refleksi tentang waktu, perjalanan, dan perspektif.

Gambaran Waktu Pagi: Puisi ini membuka dengan gambaran waktu pagi saat matahari baru saja muncul di cakrawala. Waktu ini dijelaskan sebagai "waktu berjalan ke barat" yang menggambarkan pergerakan matahari saat naik di langit. Gambaran waktu pagi ini menciptakan suasana awal hari yang segar dan penuh potensi.

Simbolisme Matahari dan Bayang-Bayang: Matahari dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang lebih dalam. Matahari dianggap sebagai simbol kehidupan dan perubahan. Matahari yang "mengikutiku di belakang" menggambarkan bagaimana perubahan dan waktu selalu mengikuti individu dalam setiap langkahnya.

Bayang-bayang yang memanjang di depan menciptakan gambaran kontras dengan matahari yang berada di belakang. Bayang-bayang di sini bisa diartikan sebagai representasi masa lalu atau jejak yang ditinggalkan. Dalam konteks puisi, bayang-bayang juga mewakili cerminan individu terhadap waktu yang telah berlalu.

Refleksi tentang Perjalanan dan Perspektif: Ketika penyair mengungkapkan bahwa "aku dan matahari tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang telah menciptakan bayang-bayang," terdapat nuansa refleksi tentang bagaimana perjalanan waktu dan perubahan alamiah terjadi tanpa konflik. Ini juga menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Kemudian, dengan kalimat "aku dan bayang-bayang tidak bertengkar tentang siapa di antara kami yang harus berjalan di depan," penyair menunjukkan pemahaman tentang perspektif dalam hidup. Siapa yang memimpin atau berada di depan tidaklah penting; yang esensial adalah kesinambungan perjalanan dan sikap terbuka terhadap apa yang akan datang.

Kekompakan dengan Alam dan Waktu: Puisi ini mengajarkan pentingnya beradaptasi dengan perubahan alam dan waktu. Penyair tidak mencoba mengontrol atau menantang perjalanan alamiah matahari atau bayang-bayangnya, melainkan mengikuti dan merangkulnya. Ini juga mencerminkan konsep filosofis tentang bagaimana manusia seharusnya hidup harmonis dengan alam semesta.

Puisi "Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah pengamatan yang dalam tentang hubungan antara manusia, waktu, dan alam. Dalam gaya sederhana namun bermakna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana kita bisa hidup dengan penuh kesadaran terhadap perubahan dan waktu yang terus bergerak maju.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Berjalan ke Barat Waktu Pagi Hari
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.