Puisi: Cara Membunuh Burung (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Cara Membunuh Burung" karya Sapardi Djoko Damono menciptakan gambaran tentang konflik internal dan kesulitan mengatasi gangguan dalam hidup.
Cara Membunuh Burung


bagaimanakah cara membunuh burung yang suka berkukuk bersama teng-teng jam dinding yang tergantung sejak kita belum dilahirkan itu?

soalnya ia bukan seperti burung-burung yang suka berkicau setiap pagi meloncat dari cahaya ke cahaya di sela-sela ranting pohon jambu (ah dunia di antara bingkai jendela!)

soalnya ia suka mengusikku tengah malam, padahal aku sering ingin sendirian

soalnya ia baka.


1981

Sumber: Perahu Kertas (1983)

Analisis Puisi:
Puisi "Cara Membunuh Burung" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang pendek tetapi mempunyai makna yang dalam. Puisi ini mengajukan pertanyaan tentang bagaimana membunuh burung yang mengganggu dan memiliki kebiasaan yang mengganggu.

Kesulitan dalam Mengatasi Gangguan: Puisi ini membuka dengan pertanyaan tentang cara membunuh burung yang mengganggu. Ini menggambarkan kesulitan penulis dalam mengatasi gangguan yang disebabkan oleh burung tersebut. Gangguan ini terjadi di tengah malam dan mengusik penulis yang ingin merasa sendirian.

Keterikatan pada Tradisi dan Kenangan: Burung ini disebut sebagai burung yang "berkukuk bersama teng-teng jam dinding yang tergantung sejak kita belum dilahirkan." Ini mungkin mengacu pada jam dinding yang menjadi bagian dari rumah dan kehidupan penulis sejak lama. Penulis merasa terikat pada tradisi dan kenangan ini, sehingga membunuh burung itu bukanlah tugas yang mudah.

Tema Kesepian: Penulis menunjukkan rasa ingin sendirian yang seringkali dihadapinya. Meskipun berada dalam keramaian dunia (dilambangkan dengan "dunia di antara bingkai jendela"), ia masih menginginkan kesendirian. Burung yang mengganggu di tengah malam adalah pengganggu bagi rasa kesepiannya.

Konflik Batin: Puisi ini mungkin mencerminkan konflik batin penulis. Dia merasa terganggu oleh burung tersebut tetapi juga terikat oleh kenangan dan tradisi. Konflik ini mencerminkan konflik internal yang bisa dialami oleh banyak orang dalam situasi yang berbeda.

Simbolisme Burung: Burung dalam puisi ini mungkin juga dapat dipahami secara simbolis. Mungkin ia mencerminkan gangguan atau masalah dalam kehidupan penulis yang sulit diatasi. Burung ini dapat mewakili hal-hal yang mengganggu ketenangan atau kedamaian seseorang.

Secara keseluruhan, puisi "Cara Membunuh Burung" adalah puisi singkat yang menciptakan gambaran tentang konflik internal dan kesulitan mengatasi gangguan dalam hidup. Puisi ini memicu pertanyaan tentang bagaimana manusia merespon gangguan dan apa artinya bagi mereka dalam konteks kehidupan mereka.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Cara Membunuh Burung
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.