Puisi: Hutan Hujan (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Hutan Hujan" karya Dorothea Rosa Herliany menggambarkan perjalanan dalam hutan hujan, tetapi pada tingkat yang lebih dalam, menghadirkan ...
Hutan Hujan


Jalan setapak di hutan hujan itu
akan berujung di kalbu siapa
gerimis rindu menderas
dedaun dan rumputan tergagap menadah
sang pejalan tak tahu arah.

Hewan-hewan berlari lintang pulang
menunggu setiap detik mengirim tanda
atau jika kabut menyingkir
kubaca seraut wajah: milik entah ...

Dan di setiap simpang
mesin petunjuk arah hanya beku
menggumpal dalam rintih waktu
hingga kau dengar nyanyian itu
sayup harpa melamat di kalbu
lalu senyap
hanya senyap ...


Merbabu, 2011

Analisis Puisi:
Puisi "Hutan Hujan" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan imaji dan makna simbolis. Puisi ini menggambarkan perjalanan dalam hutan hujan, tetapi pada tingkat yang lebih dalam, menghadirkan perasaan kebingungan, rindu, dan pertanyaan tentang arah hidup.

Imaji Hutan Hujan: Hutan hujan digambarkan sebagai tempat yang misterius dan penuh dengan keberagaman alam. Gambaran ini menciptakan suasana yang menakjubkan dan mencirikan perjalanan seorang pejalan dalam hutan yang penuh misteri.

Jalan Setapak: Jalan setapak yang ada dalam puisi ini mungkin mencerminkan perjalanan hidup. Hidup seringkali seperti menjelajahi hutan yang penuh kebingungan, tantangan, dan ketidakpastian. Penyair menyampaikan bahwa akhir dari perjalanan ini akan mengarah ke "kalbu siapa," menggambarkan eksplorasi diri dan pencarian makna hidup.

Gerimis Rindu: Gerimis yang disebutkan dalam puisi ini bisa diartikan sebagai simbol rindu atau keinginan. Gerimis yang "menderas" menciptakan suasana romantis dan merenung.

Hewan-Hewan: Penyebutan hewan-hewan yang berlari lintang pulang mungkin melambangkan orang-orang yang menunggu dengan sabar di rumah, menantikan kedatangan orang yang sedang menjalani perjalanan. Hewan-hewan ini juga dapat dianggap sebagai simbol pengiring dan saksi perjalanan.

Kabut dan Simpang: Kabut dan simpang dalam puisi ini mungkin mencerminkan ketidakpastian dan kebingungan dalam hidup. Mesin petunjuk arah yang beku adalah simbol dari hilangnya petunjuk yang jelas dalam hidup, sehingga seseorang harus mengandalkan naluri dan perasaan mereka untuk menemukan arah.

Nyanyian dan Harpa: Penyebutan "nyanyian" dan "harpa" menciptakan suasana magis dalam puisi ini. Mereka adalah simbol dari keindahan dan makna yang dapat ditemukan dalam perjalanan hidup. Namun, "nyanyian itu" hanya terdengar sebentar dan kemudian menghilang, mencerminkan betapa singkatnya momen-momen penting dalam hidup.

Senyap: Puisi ini berakhir dengan kata "senyap," yang mungkin mencerminkan akhir dari perjalanan atau momen penenangan setelah perjalanan yang penuh kebingungan dan tantangan.

Secara keseluruhan, puisi "Hutan Hujan" menciptakan gambaran alam yang indah dan misterius sebagai latar belakang untuk eksplorasi emosional dan filosofis tentang perjalanan hidup. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti perjalanan dan bagaimana kebingungan dan ketidakpastian dapat menjadi bagian dari pengalaman manusia.

Puisi: Hutan Hujan
Puisi: Hutan Hujan
Karya: Dorothea Rosa Herliany
© Sepenuhnya. All rights reserved.