Puisi: Keluh (Karya Sanusi Pane)

Puisi | Keluh | Karya | Sanusi Pane | O, pikiranku/ pergilah melayang/ Dalam. Malam/ Ah, bawa hatiku/ cinta dan sayang.// O, jiwaku/ pergi ...........
Keluh


O, pikiranku,
pergilah melayang.
Dalam. Malam.
Ah, bawa hatiku,
cinta dan sayang.

O, jiwaku,
pergi termenung terbang.
Hening. Bening.
Ah, bawa hatiku,
cinta dan sayang.

O, sukmaku,
pergi ke langit bintang.
Terang. Tenang.
Ah, bawa hatiku
cinta dan sayang.


Sumber: Madah Kelana (1931)

Catatan:
Beberapa hal menarik dari puisi "Keluh" karya Sanusi Pane adalah sebagai berikut:
  1. Penggunaan repetisi: Puisi ini menggunakan repetisi dalam setiap baitnya dengan frasa "O, pikiranku," "O, jiwaku," dan "O, sukmaku." Repetisi ini menciptakan ritme yang mengalir dan memberikan kekuatan ekspresif pada puisi.
  2. Ekspresi keinginan untuk melarikan diri: Penyair menyampaikan keinginan untuk pikiran, jiwa, dan sukma-nya pergi dan melayang, termenung terbang, atau ke langit bintang. Hal ini menunjukkan dorongan untuk melarikan diri dari realitas atau kondisi yang sedang dialami.
  3. Kontras antara malam dan terang: Penyair menggunakan kata-kata seperti "dalam malam" dan "terang" untuk menciptakan kontras antara suasana yang gelap dan suasana yang terang. Kontras ini mungkin menggambarkan perasaan batin yang bertentangan, seperti kegelapan dan cahaya, kesedihan dan kegembiraan.
  4. Bawa hatiku, cinta dan sayang: Frasa "bawa hatiku, cinta dan sayang" muncul di setiap bait dan menunjukkan bahwa meskipun ada keinginan untuk melarikan diri, hati tetap terhubung dengan perasaan cinta dan sayang. Ini dapat mencerminkan kebutuhan manusia akan ikatan emosional dan kehangatan meskipun dalam situasi yang sulit atau membingungkan.
Puisi "Keluh" menggambarkan keinginan untuk melarikan diri dan ekspresi perasaan batin yang bertentangan. Puisi ini menciptakan atmosfer yang introspektif dan memperlihatkan ikatan emosional yang tetap ada dalam keadaan yang sulit.

Sanusi Pane
Puisi: Keluh
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.