Puisi: Kepada Bunda (Karya Sanusi Pane)

Puisi | Kepada Bunda | Karya | Sanusi Pane | Terkenang di hati mengarang sari/ Yang kupetik dengan berahi/ Dalam kebun jantung hatiku/ Buat ..........
Kepada Bunda


Terkenang di hati mengarang sari,
Yang kupetik dengan berahi
Dalam kebun jantung hatiku,
Buat perhiasan Ibunda-Ratu.


Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Kepada Bunda" karya Sanusi Pane adalah sebagai berikut:
  1. Penghargaan kepada ibu: Puisi ini merupakan ungkapan penghargaan dan rasa cinta yang mendalam kepada ibu. Penyair menciptakan sebuah lagu (sari) yang dipersembahkan sebagai perhiasan untuk ibu, menggambarkan keindahan dan keistimewaan sosok ibu dalam kehidupannya.
  2. Simbolisme kebun dan perhiasan: Keindahan dan makna kebun dalam puisi ini dapat diartikan sebagai hati atau perasaan yang subur dan tumbuh dengan kasih sayang yang diberikan oleh ibu. Puisi juga menggunakan istilah "perhiasan Ibunda-Ratu" untuk menggambarkan betapa berharganya ibu dalam kehidupan pembicara.
  3. Ekspresi perasaan yang dalam: Ungkapan "mengarang sari dengan berahi" menunjukkan intensitas perasaan dan dedikasi yang kuat dari penyair terhadap ibunya. Puisi ini mencerminkan rasa cinta dan rasa syukur yang mendalam serta pengabdian yang tulus terhadap ibu.
Puisi "Kepada Bunda" menggambarkan rasa cinta dan penghargaan yang mendalam terhadap ibu. Melalui simbolisme kebun dan perhiasan, puisi ini menunjukkan betapa berharganya dan berindahnya peran seorang ibu dalam kehidupan seseorang. Puisi ini mengungkapkan ekspresi perasaan yang dalam dan pengabdian yang tulus kepada ibu.

Sanusi Pane
Puisi: Kepada Bunda
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.