Puisi: Kepada Penyair Hujan (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Kepada Penyair Hujan" karya Joko Pinurbo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam yang lembut dan transisi yang alamiah ....
Kepada Penyair Hujan
(: S.D.D)


Lembut sayap-sayap hujan menggelepar di antara pepohonan
dan rumput liar di remang sajakmu.
Seperti kudengar kepak sayap burung
dari khasanah waktu yang jauh.
Matahari sebentar lagi padam.
Senja hanya diam mengagumi
selendang panjang warna-warni
yang menjuntai di atas sungai yang hanya terdengar suaranya;
malam sesaat lagi akan meraih dan melipatnya.

Hujan yang riang, yang melenyap pelan
dengan derainya yang bersih,
makin lama makin lirih dan akhirnya lengang.

Tapi kudengar juga hujan yang risau dan parau.
Seperti kudengar seorang musafir
kurus dan sakit-sakitan
batuk terus sepanjang malam
dengan suara serak dan berat,
berjalan terbata-bata menyusuri jalan setapak
yang licin meliuk-liuk, mencari tempat yang teduh dan hangat.

Musafir itu bikin unggun di atas sajakmu.
Aku akan menemaninya.


1999

Analisis Puisi:
Puisi merupakan sebuah medium yang indah untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman. Dalam puisi "Kepada Penyair Hujan" karya Joko Pinurbo, terdapat ungkapan tentang keindahan alam, kelembutan hujan, dan perjalanan seorang musafir.

Keindahan Alam dalam Puisi: Puisi ini menghadirkan gambaran yang indah tentang sayap-sayap hujan yang menggelepar di antara pepohonan dan rumput liar. Penulis dengan penuh kepekaan menggambarkan suara kepakan sayap burung dari masa lalu yang terjauh. Sajak ini membangkitkan nuansa senja yang tenang, dengan selendang panjang warna-warni yang menjuntai di atas sungai yang hanya terdengar suaranya. Penulis menciptakan gambaran visual yang indah untuk menyampaikan keindahan alam melalui kata-katanya.

Ketika Hujan Menghilang: Puisi ini mencerminkan perubahan suasana hujan, dari riang menjadi lembut, lalu akhirnya lenyap. Penulis menggambarkan hujan yang semakin lama semakin lirih dan hilang secara perlahan. Hal ini menggambarkan transisi alam yang dapat dirasakan dengan kepekaan dan perhatian. Penulis berhasil menyampaikan keadaan hujan yang riang dan lirih dengan menggabungkan keindahan dan kesunyian.

Perjalanan Seorang Musafir: Puisi ini juga memperkenalkan karakter musafir yang memiliki kesehatan yang lemah dan risau. Penulis dengan detail menggambarkan suara batuk yang serak dan berat, serta perjalanan terbata-bata menyusuri jalan yang licin dan meliuk-liuk. Musafir ini mencari tempat yang teduh dan hangat, dan penulis menempatkannya di atas sajak penyair. Hal ini mencerminkan empati dan rasa keterikatan penyair terhadap pengalaman manusia.

Puisi "Kepada Penyair Hujan" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang indah dan penuh kepekaan. Melalui kata-katanya, penyair menggambarkan keindahan alam, perubahan suasana hujan, dan perjalanan seorang musafir yang mencari tempat teduh. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam yang lembut dan transisi yang alamiah dalam kehidupan. Selain itu, puisi ini juga menggambarkan empati dan keterikatan penyair terhadap manusia dan perjalanan batin mereka. Dengan kata-katanya yang halus dan penggambaran yang mendalam, Joko Pinurbo mengajak kita untuk melihat dan merasakan keindahan serta kepekaan dalam setiap detik kehidupan.

"Puisi: Kepada Penyair Hujan (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Kepada Penyair Hujan
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.