Puisi: Kepada Uang (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Kepada Uang" karya Joko Pinurbo menyentuh tema universal tentang hubungan kompleks antara manusia dan uang. Dengan bahasa yang sederhana ....
Kepada Uang


Uang, berilah aku rumah yang murah saja,
yang cukup nyaman buat berteduh
senja-senjaku, yang jendelanya
hijau menganga seperti jendela mataku.

Sabar ya, aku harus menabung dulu.
Menabung laparmu, menabung mimpimu.
Mungkin juga harus menguras cadangan sakitmu.

Uang, berilah aku ranjang yang lugu saja,
yang cukup hangat buat merawat
encok-encokku, yang kakinya
lentur dan liat seperti kaki masa kecilku.


2006

Sumber: Kepada Cium (2007)

Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Uang" karya Joko Pinurbo menciptakan narasi puitis tentang keinginan akan kehidupan yang lebih baik dan tanggapan terhadap peran uang dalam mewujudkannya. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, penyair menggambarkan hubungan manusia dengan uang, mengajukan harapan-harapan yang bersifat personal dan intim.

Ketergantungan dan Harapan pada Uang: Penyair mengeksplorasi hubungan kompleks antara manusia dan uang. Permohonan "uang, berilah aku" mengindikasikan kebutuhan yang mendalam akan bantuan materi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup. Puisi ini mencerminkan ketergantungan manusia pada uang sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang diidamkan.

Simbolisme Rumah dan Ranjang: Permintaan akan rumah yang "murah" dan ranjang yang "lugu" tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mengandung makna simbolis. Rumah mencerminkan tempat berlindung dan berteduh, sementara ranjang menunjukkan kenyamanan dan perawatan. Dalam konteks puisi ini, rumah dan ranjang menjadi simbol kehidupan yang nyaman dan terlindungi yang diinginkan oleh manusia.

Penyajian Citra dengan Bahasa Sederhana: Puisi ini memikat dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna. Penyair mampu menyajikan citra-rupa yang jelas dan dapat dirasakan oleh pembaca. "Jendelanya hijau menganga seperti jendela mataku" adalah contoh penggunaan imajinatif bahasa yang merujuk pada perasaan pribadi dan keintiman.

Refleksi tentang Pengorbanan: Dalam baris "Sabar ya, aku harus menabung dulu," penyair mengekspresikan semacam pengorbanan yang harus dilakukan untuk mencapai impian tersebut. Proses menabung uang tidak hanya mengacu pada sisi finansial, tetapi juga mengandung elemen kesabaran dan ketahanan untuk mencapai tujuan tertentu.

Kritik Terhadap Kondisi Sosial: Meskipun puisi ini secara pribadi bercerita tentang hubungan manusia dengan uang, namun dapat dilihat sebagai kritik terhadap kondisi sosial yang memerlukan kekayaan materi sebagai tolak ukur kebahagiaan. Penyair memaparkan perlunya "menabung lapar" dan "menguras cadangan sakit" sebagai refleksi dari dinamika sosial yang kompleks.

Puisi "Kepada Uang" karya Joko Pinurbo menyentuh tema universal tentang hubungan kompleks antara manusia dan uang. Dengan bahasa yang sederhana dan citra yang kuat, puisi ini mengeksplorasi impian pribadi dan tanggapan terhadap peran uang dalam mencapainya.

"Puisi: Kepada Uang (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Kepada Uang
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.