Puisi: Kumpulan Asap yang Menyala (Karya Idrus Tintin)

Puisi "Kumpulan Asap yang Menyala" karya Idrus Tintin menyajikan pemikiran tentang kebenaran, keimanan, serta pertanyaan mengenai kesesatan.
Kumpulan Asap yang Menyala


Malu bertanya sesat di jalan
Benar
Tak salah satu aksara pun.
Tanyakanlah!

Bilakah kalian berhenti menabung uang dan emas
untuk membeli kesesatan dan dengki
menyebar cemas
memupus orang-orang beriman.
Tanyakan!

Bilakah kalian berhenti menyunglap dusta
menjadi kebenaran.
Membersihkan diri paling bersih.
Mengapa harus dengki.
Tanyakanlah!

Sudahkah mereka tahu tentang neraka jahanam
Teramat panas apinya
Teramat pedih siksanya.
Allah sesungguhnya tidaklah penganiaya
Dan telah diturunkan-Nya Al-Qur'an, Kenabian, dan 
Kemenangan.

Malu bertanya sesat di jalan
Bagi kita yang telah mengumpulkan
asap yang menyala.
Allah cuma, Maha Bersih.


Sumber: Idrus Tintin (1996)

Analisis Puisi:
Puisi "Kumpulan Asap yang Menyala" karya Idrus Tintin adalah sebuah puisi yang memiliki pesan moral dan religius yang dalam. Puisi ini menyajikan pemikiran tentang kebenaran, keimanan, serta pertanyaan mengenai kesesatan.

Struktur dan Gaya: Puisi ini terdiri dari empat bait yang masing-masing berisi kalimat tanya. Penyair menggunakan gaya tanya-retorik yang kuat untuk menggugah pemikiran pembaca. Puisi ini tidak memiliki struktur atau rima yang kaku, tetapi lebih fokus pada esensi pesan yang ingin disampaikan.

Pesan Moral dan Keagamaan: Pesan utama dalam puisi ini adalah mengenai kebenaran, keimanan, dan pertanyaan mengenai kesesatan. Penyair menekankan pentingnya bertanya dan mencari pemahaman yang benar. Pesan religius juga terasa kuat dalam puisi ini, dengan penekanan pada neraka jahanam, pedihnya siksanya, dan Allah sebagai Yang Maha Bersih.

Pertanyaan sebagai Alat Penyampaian: Seluruh puisi dihiasi oleh pertanyaan-pertanyaan retorik yang mendalam. Penyair menekankan pentingnya bertanya dan mencari jawaban. Ini mencerminkan semangat untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang agama dan kebenaran. Pertanyaan-pertanyaan ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan prinsip-prinsip moral dan agama dalam hidup mereka.

Gaya Bahasa dan Perbandingan: Penggunaan metafora "kumpulan asap yang menyala" adalah salah satu titik pusat puisi ini. Ini dapat diartikan sebagai perilaku dan tindakan yang tidak benar, yang menghasilkan asap atau kesesatan. Penggunaan perbandingan seperti ini memberikan gambaran kuat tentang pesan yang ingin disampaikan oleh penyair.

Puisi "Kumpulan Asap yang Menyala" karya Idrus Tintin adalah sebuah karya yang kuat secara pesan moral dan keagamaan. Penyair menekankan pentingnya mencari kebenaran dan menghindari kesesatan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tindakan dan perilaku mereka dalam konteks agama dan moralitas. Dengan penggunaan pertanyaan-pertanyaan yang kuat, puisi ini mengekspresikan perasaan kebingungan dan ketidakpastian, tetapi juga menyiratkan harapan akan pemahaman yang lebih dalam.

Puisi Idrus Tintin
Puisi: Kumpulan Asap yang Menyala
Karya: Idrus Tintin

Biodata Idrus Tintin:
  • Idrus Tintin (oleh sanak keluarga dan kawan-kawannya, biasa dipanggil Derus) lahir pada tanggal 10 November 1932 di Rengat, Riau.
  • Idrus Tintin meninggal dunia pada tanggal 14 Juli 2003 (usia 71 tahun) akibat penyakit stroke.
© Sepenuhnya. All rights reserved.