Puisi: Laut (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Laut" karya Joko Pinurbo mengangkat tema tentang manusia modern yang terlalu asyik dengan teknologi dan kemajuan, hingga kadang-kadang ....
Laut

Sekali-sekali telepon genggam perlu juga diajak piknik atau jalan-jalan. Ke pantai, misalnya. Supaya makin luas pandangannya. Makin lepas jangkauannya.

Di pantai ia jatuh cinta pada laut. Ia memanggil-manggil nama laut, tapi suaranya lenyap ditelan laut.

Aku tiduran di atas pasir, sementara telepon genggam sibuk memotret awan dan air, merekam derai dan desir.

"Silakan kau latihan mati," katanya. "Aku ingin begadang, mendengarkan bisikan-bisikan laut."

Sekarang, bila aku sakit, telepon genggam suka menggodaku dengan suara angin dan ombak. Lalu ia perlihatkan profil bulan yang malu-malu. Profil ajal yang diutus waktu. "Ingat, kau sudah latihan mati di pantai," bisiknya. Tiba-tiba aku mendengar gemuruh laut.

Sumber: Telepon Genggam (2003)

Analisis Puisi:
Puisi "Laut" karya Joko Pinurbo adalah karya yang mengangkat tema tentang manusia modern yang terlalu asyik dengan teknologi dan kemajuan, hingga kadang-kadang lupa untuk merenungkan kebesaran alam dan kehidupan yang lebih dalam.

Telepon Genggam Sebagai Simbol Koneksi Modern: Puisi ini menggunakan telepon genggam sebagai simbol utama koneksi modern. Telepon genggam adalah alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain atau mengakses berbagai informasi. Namun, dalam konteks puisi ini, telepon genggam digunakan untuk menggambarkan isolasi dan ketidaksempurnaan dalam berhubungan dengan alam.

Ketidaksempurnaan Hubungan Manusia dengan Alam: Dalam puisi ini, karakter menggunakan telepon genggamnya untuk berkomunikasi dengan alam, khususnya laut. Namun, komunikasi ini menjadi sangat tidak seimbang. Sementara karakter mencoba memanggil nama laut, suaranya lenyap dan hilang ditelan oleh kebesaran laut. Hal ini mencerminkan ketidaksempurnaan hubungan manusia modern dengan alam.

Kehilangan dalam Kemajuan: Ketika karakter menghabiskan waktunya di pantai, telepon genggamnya sibuk dengan hal-hal teknis seperti memotret awan dan air, merekam suara laut, dan menunjukkan profil bulan. Ini menggambarkan bagaimana kemajuan teknologi dan konsumerisme telah mengalihkan perhatian manusia dari alam yang indah dan kedalaman batin.

Renungan dan Kedalaman: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan hubungan manusia dengan alam. Ketika karakter sakit dan telepon genggamnya mengingatkan akan latihan mati di pantai, ada momen introspeksi yang menghadirkan renungan tentang makna hidup dan keindahan alam.

Makna Keseluruhan: Puisi ini menekankan pentingnya merenungkan alam dan kehidupan yang lebih dalam dalam era modern yang penuh dengan teknologi. Telepon genggam, sementara menjadi alat yang berguna, juga dapat memisahkan kita dari kedalaman pengalaman manusiawi.

Puisi "Laut" adalah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan kembali hubungan manusia dengan alam dan makna hidup. Puisi ini mencerminkan perasaan keterasingan yang sering dialami oleh manusia modern dalam dunia yang semakin terhubung secara teknologi namun seringkali kurang terhubung dengan alam dan diri sendiri.

Puisi Laut
Puisi: Laut
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.