Puisi: Lubang Kopi (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Lubang Kopi" karya Joko Pinurbo menggambarkan perasaan kesepian, perasaan kehilangan, rindu, dan saat-saat inspiratif yang datang di tengah ...
Lubang Kopi


Jam tiga pagi Waktu Indonesia Bagian Kopi
lampu tidur di matanya menyala kembali.
Hujan tinggal bekas dan kopi sudah menjadi miras.

Ia sedang jatuh cinta pada kantuknya
ketika dilihatnya lubang besar di layar komputernya.
Lubang kopi yang hitam menganga.

Kata-kata berjatuhan ke dalam lubang
dan tak kembali. Dan kembali sebagai sunyi.

Dari dalam lubang muncul seekor kucing
bermata cerlang dan manis. Kucing biru yang dulu
hilang di balik hujan dan ia hampir menangis.

Kucing itu terbuat dari kata kangen yang keluar
dari kamus, lalu masuk ke lubang sunyi
jam tiga pagi Waktu Indonesia Bagian Kopi.


2016

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Lubang Kopi" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang kaya akan makna dan simbolisme. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kesepian, kehilangan, dan kreativitas.

Waktu dan Suasana: Puisi ini dimulai dengan "Jam tiga pagi Waktu Indonesia Bagian Kopi," menciptakan suasana yang sangat spesifik dan khas. Jam ini menunjukkan bahwa saat-saat tertentu dalam sehari dapat menjadi momen refleksi dan inspirasi.

Kantuk dan Jatuh Cinta: Penyair menggambarkan dirinya sedang jatuh cinta pada kantuknya. Ini adalah perasaan yang mungkin akrab bagi banyak orang yang sering mengalami kantuk ketika mencoba tetap terjaga di waktu-waktu larut malam. Jatuh cinta pada kantuk adalah cara poetis untuk menggambarkan perasaan itu.

Lubang Kopi: Pada titik ini, penyair melihat "lubang besar" di layar komputernya. Lubang ini adalah simbol yang mungkin mewakili perasaan kosong, kehilangan, atau bahkan lubang dalam hidupnya. Kafein dalam kopi sering digunakan untuk tetap terjaga, tetapi di sini "kopi" mungkin juga mengacu pada sesuatu yang dulu penuh semangat.

Kucing Biru: Kemunculan seekor kucing biru dari dalam lubang kopi adalah elemen yang sangat simbolis. Kucing ini mungkin melambangkan sesuatu yang telah hilang atau diinginkan oleh penyair. Warna biru dapat menggambarkan rasa dingin, kesedihan, atau rindu.

Kata-Kata: Puisi ini menciptakan perasaan aliran kesadaran dengan kata-kata yang "berjatuhan ke dalam lubang" dan "kembali sebagai sunyi." Ini mungkin menggambarkan kegagalan komunikasi atau perasaan bahwa kata-kata tidak dapat sepenuhnya menggambarkan perasaan atau pengalaman tertentu.

Simbolisme: Keseluruhan puisi ini penuh dengan simbolisme yang menciptakan lanskap emosional yang dalam dan kompleks. Kombinasi dari waktu, kantuk, kopi, lubang, dan kucing menciptakan gambaran yang kaya akan makna.

Puisi "Lubang Kopi" menggabungkan elemen-elemen yang mungkin meresap dalam pengalaman hidup banyak orang: kesepian, perasaan kehilangan, rindu, dan saat-saat inspiratif yang datang di tengah malam. Penyair dengan cermat menggunakan bahasa dan simbol untuk menggambarkan perasaan ini, menciptakan karya yang membangkitkan refleksi dan pemahaman.

Puisi: Lubang Kopi
Puisi: Lubang Kopi
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.