Puisi: Mampir (Karya Joko Pinurbo)

Puisi: Mampir Karya: Joko Pinurbo
Mampir


Tadi aku mampir ke tubuhmu
tapi tubuhmu sedang sepi
dan aku tidak berani mengetuk pintunya.
Jendela di luka lambungmu masih terbuka
dan aku tidak berani melongoknya.


2002

Sumber: Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016)

Analisis Puisi:
Beberapa hal menarik dari puisi "Mampir" karya Joko Pinurbo adalah sebagai berikut:
  1. Penggambaran tubuh sebagai tempat: Puisi ini menggunakan metafora tubuh sebagai sebuah tempat yang dapat dikunjungi. Penyair "mampir" ke tubuh yang sedang sepi, menggambarkan hubungan antara dua individu atau kesepian yang dirasakan seseorang.
  2. Rasa takut dan ragu: Penyair mengungkapkan rasa takut dan keraguan dalam puisi ini. Meskipun ingin berinteraksi dengan tubuh yang sepi, penyair merasa ragu dan tak berani mengetuk pintu atau melongok jendela. Hal ini mungkin mencerminkan kecemasan atau ketidakpastian dalam hubungan atau interaksi dengan orang lain.
  3. Simbolisme jendela dan luka lambung: Jendela yang terbuka di luka lambung tubuh menggambarkan sebuah celah atau akses ke dalam hati atau pikiran seseorang. Joko Pinurbo menggunakan simbolisme ini untuk menyampaikan perasaan yang tersembunyi atau keadaan emosional yang belum terungkap.
  4. Nuansa misteri: Puisi ini menciptakan nuansa misteri dan ketegangan. Penggunaan bahasa yang singkat dan deskriptif, serta penggunaan kata-kata seperti "mampir", "sepi", dan "tidak berani", menciptakan ketegangan yang mengundang rasa ingin tahu pada pembaca tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Puisi ini memberikan gambaran yang kuat tentang perasaan ragu, kerentanan, dan ketidakpastian dalam hubungan interpersonal. Penggunaan simbolisme dan gaya bahasa yang khas memberikan kedalaman dan nuansa emosional pada puisi ini.

Puisi: Mampir
Puisi: Mampir
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.