Puisi: Memancing (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Memancing" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggunakan gambaran memancing sebagai perumpamaan untuk ....
Memancing


Batu kecil yang tadi iseng kaulemparkan
ke dalam kolam pemancingan itu
mendadak sadar dan membayangkan dirinya ikan
yang menyambar-nyambar mata kailmu.

Tapi batu kecil memang bukan ikan
dan kailmu tidak dirancang untuk batu itu
tapi kenapa kau suka iseng melempar-lemparkan
sehingga batu itu mendambakan kailmu.

Batu itu, murung, ada di dasar kolam sekarang
di sekitarnya ikan-ikan tak acuh berseliweran
sementara kailmu terpencil bergoyang-goyang
di tepi kolam kau terkantuk-kantuk sendirian.


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Memancing" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya sastra yang menggunakan gambaran memancing sebagai perumpamaan untuk menggambarkan dinamika hubungan manusia dengan harapan, impian, dan realitas. Dalam puisi ini, penyair menghadirkan suatu gambaran di mana tindakan kecil seperti melemparkan batu ke dalam kolam pemancingan menjadi metafora yang dalam tentang keinginan, harapan, dan ketidakpastian.

Tema Sentral: Tema utama dalam puisi ini adalah perbandingan antara harapan dan realitas, serta kontras antara gambaran ideal dan keadaan sebenarnya. Penyair menggambarkan bagaimana manusia cenderung mengalami konflik antara harapan yang tinggi dan realitas yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi.

Gambaran Pemancingan sebagai Metafora: Pemancingan dalam puisi ini dijadikan metafora untuk menggambarkan perjalanan hidup manusia. Seperti seorang pemancing yang melemparkan batu ke dalam kolam dengan harapan mendapatkan ikan, manusia sering kali mengembangkan harapan dan impian yang mungkin tidak selalu terwujud.

Kesalahan dalam Harapan: Penyair menggambarkan bagaimana "batu kecil" yang dilemparkan ke dalam kolam, yang seharusnya mewakili harapan atau impian, menjadi sesuatu yang "mendambakan kailmu". Hal ini menunjukkan bahwa terkadang manusia mungkin menempatkan harapan atau impian mereka pada hal-hal yang tidak sesuai atau tidak mungkin terwujud.

Kail sebagai Simbol Kemungkinan: Kail dalam puisi ini mewakili harapan atau usaha untuk mencapai tujuan. Meskipun batu dan kail tidak cocok, namun kail tetap menggambarkan kemungkinan yang ada. Namun, gambaran "kailmu terpencil bergoyang-goyang di tepi kolam" menunjukkan bahwa harapan itu sendiri mungkin tidak selalu terwujud.

Kontras Realitas dengan Impian: Melalui gambaran ikan-ikan yang "tak acuh berseliweran" di sekitar batu, penyair menggambarkan perbedaan antara realitas yang tak selalu sesuai dengan harapan. Kontras antara "batu kecil" yang seharusnya adalah ikan dengan ikan-ikan yang sebenarnya ada menggambarkan ketidakcocokan antara impian dan realitas.

Puisi "Memancing" mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan kompleks antara harapan, impian, dan realitas dalam kehidupan manusia. Melalui gambaran pemancingan dan tindakan melemparkan batu, penyair menggambarkan bagaimana manusia sering kali terlibat dalam proses harapan dan impian yang mungkin tidak selalu terwujud seperti yang diharapkan. Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya mengelola harapan dengan bijak dan realistis, serta menghadapi kenyataan dengan kepala tegak.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Memancing
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.