Puisi: Nikah Laut (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Nikah Laut" karya Dorothea Rosa Herliany mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni antara manusia dan ...
Nikah Laut

Garam-garam itu kauperas dari keringat
nelayan. aku pilih ikan-ikan dari persetubuhannya
dengan laut. sama asinnya dengan kecemasan 
tak usai-usai.

Kita menunggu di puncak karang. dalam debur
ombak dan nafasnya. menyaksikan pertemuan langit
dan laut yang terjaring jala-jala.

Inilah perkawinan yang sempurna!

1992

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Nikah Laut" karya Dorothea Rosa Herliany merangkum dalam beberapa baris sebuah pernikahan metaforis antara manusia dan laut. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan hubungan yang intim antara manusia dan alam.

Metafora Pernikahan: Puisi ini menggunakan metafora pernikahan untuk menggambarkan hubungan yang erat antara manusia dan laut. Pernikahan di sini tidak hanya mencerminkan ikatan antara dua individu, tetapi juga ikatan yang lebih luas antara manusia dengan alam.

Pengorbanan dan Ketergantungan: Penggunaan gambaran "Garam-garam itu kauperas dari keringat nelayan" menyiratkan pengorbanan dan ketergantungan manusia pada laut. Nelayan dan laut saling terkait dalam sebuah hubungan simbiosis di mana manusia mengambil sumber penghidupannya dari laut, sementara laut memberikan hasilnya dengan murah hati.

Kesempurnaan dalam Keharmonisan: Pernikahan antara manusia dan laut disebut sebagai "perkawinan yang sempurna". Ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Di puncak karang, mereka menikmati keindahan alam yang luar biasa sambil mengamati pertemuan antara langit dan laut, yang dijelaskan sebagai "pertemuan langit dan laut yang terjaring jala-jala". Hal ini menggambarkan harmoni dan kebersamaan yang utuh antara manusia dan alam.

Kecemasan dan Kehidupan Manusia: Meskipun pernikahan antara manusia dan laut digambarkan sebagai sempurna, namun kecemasan juga hadir dalam puisi ini. Kecemasan disamakan dengan rasa asin yang tak pernah hilang, mencerminkan adanya tantangan dan ketidakpastian yang terus menerus dihadapi manusia dalam menjalani kehidupan.

Puisi "Nikah Laut" menghadirkan gambaran yang indah dan mendalam tentang hubungan antara manusia dan alam, khususnya dengan laut. Melalui penggunaan metafora pernikahan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pentingnya menjaga keseimbangan dan harmoni antara manusia dan lingkungan alaminya. Dengan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna, puisi ini menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya menghargai dan memelihara hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Nikah Laut
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.