Puisi: Perempuan Pulang Pagi (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Perempuan Pulang Pagi" karya Joko Pinurbo menggambarkan perjuangan, ketegasan, dan keteguhan hati perempuan modern dalam menghadapi realitas ..
Perempuan Pulang Pagi
untuk kartu pos S

Rumah yang ditinggalkan semalaman masih menyala
terang benderang, sebab ia ingin setiap orang
yang lewat di depannya bilang: "Lihat, perempuan kita
masih mencangkung di depan jendela, menghadap langit,
menghadap waktu, menghadap usia."

Ia pulang dinihari sehabis hujan dan angin pergi.
Ia tendang pintu yang pura-pura membisu.
Dan kepada cermin yang bergoyang di pojok ruangan
ia bicara: "Tadi selusin lelaki mau menciumku,
tapi kuterkam saja dengan geramku,
semuanya lari tunggang langgang."

Ia pulang dinihari ketika bulan belum mau pergi.
Ia menyanyi, ia menari, dan sambil berlenggok
masuk ke kamar, gemetar melihat seseorang
sedang mendengkur dengan gempar.
"Bukankah kau yang semalam kucumbu di kuburan?
Sialan. Ternyata kau mendahuluiku terkapar
di ranjang yang tak lama lagi akan terbakar."

Lantas ia berhias dan bergegas ke sebuah cemas.
"Kau istirahat dulu ya, mayat. Santai-santai saja di sini.
Aku ada dinas sebentar ke rumah sakit jiwa. Kalau nanti
terbangun dan takut sendirian, teleponlah aku secepatnya."

1997

Sumber: Celana (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan Pulang Pagi" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang memaparkan citra perempuan modern yang kuat namun terkadang terluka oleh realitas kehidupan yang kompleks. Puisi ini menyoroti aspek-aspek seperti ekspektasi sosial, pengalaman perempuan, dan interaksi antara realitas dan harapan.

Gambaran Perempuan Modern: Penyair memperkenalkan citra seorang perempuan yang modern dan independen yang memiliki kekuatan untuk pulang sendirian pada dini hari. Meskipun rumahnya sepi, ia tidak takut dan bahkan menantang pandangan orang lain dengan menyala terang benderang, menunjukkan keberanian dan ketegasannya.

Ekspektasi Sosial: Puisi ini menggambarkan tekanan sosial yang dialami oleh perempuan untuk mempertahankan citra dan reputasi mereka di mata masyarakat. Perempuan dalam puisi ini merasa perlu untuk menunjukkan bahwa ia masih berada di rumah, meskipun sebenarnya ia telah pulang larut malam.

Realitas Kehidupan: Meskipun perempuan dalam puisi ini mencoba untuk mempertahankan kontrol atas kehidupannya, ia tetap terkena dampak realitas yang tidak terduga. Puisi menggambarkan perasaan frustasi dan kekecewaan saat ia menemukan seseorang yang tidak diharapkannya di tempat tidur, mengungkapkan betapa realitas kehidupan seringkali tidak sesuai dengan harapan.

Kekuatan dan Kebimbangan: Perempuan dalam puisi ini menunjukkan kekuatan dan ketegasannya dalam menghadapi situasi yang sulit. Meskipun terkejut dan marah, ia tetap menunjukkan keberanian dan keputusan untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya, seperti saat ia menasihati "mayat" di tempat tidurnya untuk bersantai dan menghadapi kenyataan dengan tenang.

Ironi dan Kritik Sosial: Puisi ini menggunakan ironi untuk menyoroti paradoks dalam kehidupan modern, di mana perempuan sering kali harus berhadapan dengan harapan dan tekanan yang bertentangan. Melalui narasi puisi, penyair mengkritik pandangan masyarakat tentang peran dan ekspektasi terhadap perempuan.

Secara keseluruhan, puisi "Perempuan Pulang Pagi" adalah sebuah karya yang menggambarkan perjuangan, ketegasan, dan keteguhan hati perempuan modern dalam menghadapi realitas kehidupan yang kompleks dan sering kali tidak sesuai dengan harapan.

"Puisi: Perempuan Pulang Pagi (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Perempuan Pulang Pagi
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.