Puisi: Rendezvous (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Rendezvous" karya Joko Pinurbo bukan hanya sekadar deskripsi visual tentang pertemuan malam dan hujan, tetapi juga sebuah refleksi tentang ...
Rendezvous

Kau sudah tak sabar menungguku di halaman rumah berdinding putih itu.
Di atas bangku di bawah pohon cemara duduk seorang wanita setengah baya
sedang suntuk membaca dan sesekali tertawa.

Nah, perempuan itu mengangkat kaki kirinya,
kemudian menumpangkannya ke yang kanan.
Pahanya tersingkap, clap, kau terkejap: kaususupkan
cerlap cahayamu ke celah-celah itu dan aku cemburu.

Maka aku pun segera berderai lembut di atas parasmu.
Aku berdebar ketika perempuan itu melonjak girang:
"Ah, gerimis senja telah datang."

Hanya agar perempuan kita bahagia, kau dan aku rela berebut bianglala
dan ingin segera melilitkannya ke tubuhnya.
Sebab sesaat lagi kau sudah jadi malam dan aku hujan,
dan perempuan itu tidak mencintai keduanya: ia akan cepat-cepat
masuk ke rumahnya, membiarkan kita berdua menghapus jejaknya.

2002

Analisis Puisi:
Puisi "Rendezvous" karya Joko Pinurbo menghadirkan gambaran tentang pertemuan rahasia antara dua kekuatan alam yang berkuasa: malam dan hujan.

Atmosfer Pertemuan yang Dibangun: Puisi ini membangun suasana pertemuan yang penuh dengan keintiman dan kecantikan alam. Halaman rumah berdinding putih, pohon cemara, dan suasana senja memberikan latar yang romantis dan dramatis untuk pertemuan ini.

Imaji dan Metafora: Penyair menggunakan imaji dan metafora dengan cerdik untuk menyampaikan pesan puisi. Wanita setengah baya yang membaca di bawah pohon cemara mewakili ketenangan dan kebahagiaan. Tindakan mengangkat kaki dan menyingsingkan paha menjadi simbol keintiman yang intens antara malam dan hujan.

Hubungan Manusia dengan Alam: Puisi ini mengeksplorasi hubungan manusia dengan alam secara metaforis. Malam dan hujan digambarkan sebagai entitas yang memiliki emosi dan keinginan, yang ingin membuat perempuan itu bahagia. Ini menggambarkan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam, di mana kedua elemen saling mempengaruhi dan berinteraksi.

Konflik dan Ketegangan: Meskipun ada keindahan dalam pertemuan ini, terdapat juga konflik dan ketegangan. Kedua kekuatan alam ini, malam dan hujan, merasa cemburu satu sama lain karena ingin menjadi yang paling berarti bagi perempuan tersebut.

Akhir yang Menyiratkan Kerahasiaan: Puisi ini diakhiri dengan perempuan tersebut meninggalkan pertemuan tersebut dengan cepat, sehingga malam dan hujan harus menghapus jejaknya. Ini menciptakan nuansa kerahasiaan dan misteri yang meninggalkan pembaca dengan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di pertemuan tersebut.

Dengan demikian, puisi "Rendezvous" bukan hanya sekadar deskripsi visual tentang pertemuan malam dan hujan, tetapi juga sebuah refleksi tentang hubungan manusia dengan alam, keintiman, dan kerahasiaan. Joko Pinurbo menggunakan bahasa yang indah dan imajinatif untuk menghadirkan puisi yang menggugah pikiran dan emosi pembaca.

"Puisi: Rendezvous (Pertemuan) Karya Joko Pinurbo"
Puisi: Rendezvous (Pertemuan)
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.