Puisi: Rindu (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Rindu" karya Sanusi Pane merupakan dua bagian puisi yang menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan yang mendalam dalam cinta.
Rindu (1)

Lambat laun lara rohani
Disembuhkan penawar waktu
Luka terbuka hati nurani
Akan ditutup sudah tentu.

Rasa risau bertukar damai,
Kalau wajah hilang di mata,
Kenangan-kenangan indah permai,
Hanya tinggal semata-mata.

O, harapan tidak berguna.
Rindu bertambah sebalik kurang,
Cinta mendalam semakin hari.

Tinggal aku bermuram durja,
Serasa burung kehilangan sarang.
Tak berhasil buangan diri.

Sumber: Puspa Mega (1927)

Rindu (2)

Pernahkah tuan mendapat cinta,
Mendapat kasih semalam saja,
Setelah pagi tuan dipinta
Pergi jauh berkelan' kembara?

Tuan berangkat berputus asa,
Bah'gia habis sudah melayang,
Sedang hati selalu terpaksa
Memandang kenangan terbayang-bayang?

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Rindu" karya Sanusi Pane merupakan dua bagian puisi yang menggambarkan perasaan rindu dan kehilangan yang mendalam dalam cinta.

Rindu (Bagian Pertama): Puisi pertama menggambarkan proses penyembuhan dari luka dan rasa rindu yang perlahan-lahan terobati oleh waktu. Penyair menggambarkan perasaan risau dan kekhawatiran yang akhirnya berubah menjadi damai ketika kenangan yang menyakitkan mulai memudar. Namun, ironisnya, harapan untuk melupakan menjadi sia-sia, karena rindu dan cinta hanya semakin bertambah kuat seiring berjalannya waktu.

Rindu (Bagian Kedua): Puisi kedua menceritakan tentang pengalaman kehilangan cinta yang membuat seseorang terpuruk dalam kesedihan. Penyair mengekspresikan perasaan putus asa dan kekosongan setelah kepergian cinta yang hanya singgah sebentar. Meskipun pagi telah tiba, kenangan akan cinta yang hilang masih menghantui dan mengisi hati dengan kesedihan yang mendalam.

Perasaan Rindu dan Kehilangan: Kedua bagian puisi ini menyoroti perasaan rindu yang mendalam dan kehilangan yang dirasakan setelah kepergian seseorang yang dicintai. Penyair berhasil menggambarkan betapa sulitnya melupakan kenangan yang indah dan bagaimana perasaan rindu semakin kuat seiring berjalannya waktu.

Putus Asa dan Kekosongan: Puisi ini juga mengekspresikan perasaan putus asa dan kekosongan yang dirasakan setelah kepergian cinta. Meskipun berusaha mencari kebahagiaan di tempat lain, hati tetap terpaut pada kenangan yang menyakitkan dan kehilangan yang tak tergantikan.

Puisi "Rindu" karya Sanusi Pane merupakan sebuah penggambaran yang kuat tentang perasaan rindu dan kehilangan dalam cinta. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis, penyair berhasil mengekspresikan kompleksitas emosi manusia dalam menghadapi kehilangan dan rindu yang mendalam.

Sanusi Pane
Puisi: Rindu
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.