Puisi: Salamku Matahari (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Salamku Matahari" karya Sapardi Djoko Damono mengirimkan sebuah salam kepada matahari, menggambarkan perannya dalam memberikan warna dan ....
Salamku Matahari


salamku matahari! Yang membagi-bagikan warna
di laut, di padang-padang yang dilupakan
ketika layar perahu mengigau
tentang bunga ilalang panjang


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Salamku Matahari" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya yang singkat namun penuh dengan citra dan makna yang dalam. Dalam puisi ini, penyair mengirimkan sebuah salam kepada matahari, menggambarkan perannya dalam memberikan warna dan keindahan pada dunia serta memperlihatkan gambaran tentang laut, padang rumput, dan perjalanan perahu.

Interaksi dengan Alam: Penyair memulai puisi dengan memberikan salam kepada matahari. Matahari dalam puisi ini tidak hanya dianggap sebagai sumber cahaya, tetapi juga sebagai agen yang "membagi-bagikan warna." Ini mencerminkan interaksi yang kuat antara alam dan manusia serta bagaimana alam memberikan keindahan dan kehidupan pada lingkungan sekitarnya.

Laut dan Padang Rumput yang Dilupakan: Penyair mengacu pada laut dan padang rumput yang sering kali terlupakan oleh manusia. Kedua elemen alam ini menciptakan gambaran tentang keindahan alam yang mungkin sering diabaikan oleh kesibukan dan perhatian manusia pada hal-hal lain. Dalam hal ini, matahari diakui sebagai pengingat akan keindahan yang ada di sekitar kita, bahkan di tempat-tempat yang mungkin terlupakan.

Layar Perahu yang Mengigau

Puisi ini juga menyertakan gambaran tentang layar perahu yang "mengigau" tentang bunga ilalang panjang. Ini memberikan unsur personifikasi pada objek alami seperti layar perahu dan bunga ilalang. Penggunaan kata "mengigau" menggambarkan gerakan yang tenang dan hampir seperti mimpi, menghubungkan perjalanan perahu dengan gambaran bunga ilalang yang panjang dan anggun.

Pesan Puisi: Puisi ini dapat diartikan sebagai penghargaan terhadap keindahan alam yang sering kali diabaikan atau diambil enteng oleh manusia. Penyair mengundang pembaca untuk melihat keindahan di sekitar kita dan menghargai peran alam dalam memberikan warna dan kehidupan pada dunia ini. Salam kepada matahari juga dapat diartikan sebagai simbol harapan dan apresiasi terhadap kehidupan yang diberikan oleh matahari.

Puisi "Salamku Matahari" adalah sebuah penghormatan kepada matahari sebagai sumber cahaya dan keindahan dalam alam. Melalui penggambaran laut, padang rumput, perjalanan perahu, dan bunga ilalang, penyair menghadirkan pesan tentang pentingnya menghargai keindahan alam di sekitar kita. Puisi ini mengajak pembaca untuk lebih sadar akan interaksi dan keindahan alam yang sering kali terlupakan dalam kesibukan kita sehari-hari.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Salamku Matahari
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.