Puisi: Selamat Tidur (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Selamat Tidur" karya Joko Pinurbo adalah sebuah kritik sosial yang menyentuh tentang kehidupan modern yang dipenuhi dengan teknologi, ...
Selamat Tidur

Telepon genggam mau tidur. Capek.
Seharian bermain monolog. Banyak peran.
Konyol. Enggak nyambung.

Paling pusing bicara dengan bahasa siluman.
Serba akronim dan singkatan.
Maunya hemat waktu. Enggak hemat pikiran
dan perasaan. Sok cerdas. Pemalas.

Paling seru bisa ngakak-ngakak sendirian.
Ha-ha-ha. Atau mengupat. Bangsat.
Brengsek. Asu. Gombal. Rasain. Mampus.
Paling berat bikin rayuan. Aduh capeknya.
Pinjam senyummu dong. Mabuk yuk. Sip.

Paling senang sebelum tidur bisa memainkan
beragam musik yang semuanya sesungguhnya
hanya variasi suara tangis seorang bayi.

Beethoven, telepon genggam mau tidur.
Boleh dong pinjam telingamu yang tuli
untuk menampung bunyi.

2003

Analisis Puisi:
Puisi "Selamat Tidur" karya Joko Pinurbo adalah sebuah kritik sosial yang menyentuh tentang kehidupan modern yang dipenuhi dengan teknologi, kesendirian, dan kekosongan emosional.

Kehidupan Modern dan Teknologi: Penyair menciptakan gambaran tentang kehidupan modern yang terhubung erat dengan teknologi, terutama telepon genggam. Telepon genggam dianggap sebagai teman yang ingin tidur karena sudah lelah setelah seharian bermain monolog, menunjukkan betapa ketergantungan manusia pada perangkat digital telah menciptakan kekosongan dalam hubungan antarmanusia.

Kritik terhadap Bahasa dan Komunikasi: Penyair mengkritik penggunaan bahasa yang dangkal dan tanpa makna dalam interaksi manusia. Bahasa yang disebut sebagai "bahasa siluman" dengan segala akronim dan singkatannya hanya menghabiskan waktu tanpa memberikan nilai yang berarti pada pikiran dan perasaan.

Kesendirian dan Kehampaan Emosional: Meskipun terhubung dengan teknologi dan mampu tersenyum sendiri, penyair menyoroti kesendirian dan kehampaan emosional yang mungkin dialami oleh individu di era modern. Kebahagiaan yang diperoleh dari media sosial atau hiburan digital hanya bersifat sementara dan tidak mampu mengisi kekosongan batin yang sebenarnya.

Ironi dalam Hiburan dan Kesibukan: Penyair menyoroti ironi di balik hiburan dan kesibukan yang dibawa oleh teknologi. Meskipun terlihat sibuk dan terhibur dengan musik atau hiburan lainnya sebelum tidur, dalam kedalaman hati, individu merasakan kesedihan dan kekosongan yang mungkin tidak terpenuhi.

Kesimpulan yang Mengharukan: Puisi ini menyimpulkan dengan meminjam kata-kata Beethoven, menggambarkan telepon genggam yang ingin beristirahat dengan "meminjam telinga yang tuli" untuk menampung bunyi. Hal ini menggambarkan kesedihan teknologi yang tidak mampu mendengarkan atau memahami kebutuhan emosional manusia.

Dengan kesederhanaan kata-kata, Joko Pinurbo berhasil menyampaikan pesan yang dalam tentang kehidupan modern yang terjebak dalam kesendirian dan kekosongan emosional meskipun telah dikelilingi oleh teknologi dan kesibukan.

Puisi: Selamat Tidur
Puisi: Selamat Tidur
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.