Puisi: Skenario Drama Percintaan (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Skenario Drama Percintaan" karya Dorothea Rosa Herliany mempertanyakan dan mengkritik narasi cinta dalam media serta menyoroti sisi gelap ...
Skenario Drama Percintaan

Anakku muntah ketika televisi memainkan
lagu-lagu cinta.

dan inilah adegan yang harus dimainkan
: bunga, perempuan, pisau, darah, dan laki-laki, birahi
hanyalah serentet narasi yang tak rampung-rampung
dibacakan. kalimat-kalimat bagai rumput liar yang terus
berbiak. mereka melukiskan fatamorgana.

dan inilah adegan yang harus dimainkan: cacing-cacing
tanah yang berbiak. kuman-kuman bergerombolan dalam
hatimu. dan tanganmu yang mengayunkan pisau.
sebuah jeritan, diteriakkan tanpa penghayatan...

anakku....

1992

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Skenario Drama Percintaan" karya Dorothea Rosa Herliany menghadirkan gambaran yang kompleks dan seringkali mengerikan tentang cinta dan kekerasan.

Kritik terhadap Budaya Cinta dalam Media: Penyair mengeksplorasi bagaimana budaya cinta digambarkan dalam media massa, khususnya melalui lagu-lagu cinta di televisi. Namun, reaksi anaknya yang muntah menyoroti ketidaksukaan terhadap narasi cinta yang disajikan dalam media.

Gambaran Kekerasan dan Kengerian: Puisi menampilkan adegan-adegan yang penuh dengan kekerasan dan kengerian. Penggunaan kata-kata seperti "pisau", "darah", dan "jeritan" menggambarkan sisi gelap dari hubungan percintaan yang seringkali diabaikan.

Narasi yang Tak Rampung: Penyair menyoroti bahwa narasi cinta seringkali tidak lengkap dan tidak memuaskan. Kalimat-kalimat yang digambarkan sebagai "rumput liar yang terus berbiak" menunjukkan bahwa narasi cinta seringkali bersifat tidak terkendali dan tidak teratur.

Penggambaran Kematangan Emosional: Dengan merujuk pada reaksi anaknya yang muntah, penyair mengisyaratkan bahwa ada ketidaksetujuan dan ketidakmampuan untuk menerima narasi cinta yang digambarkan dalam media. Hal ini menyoroti kebutuhan akan pemahaman yang lebih mendalam tentang cinta dan hubungan.

Penutup yang Menggugah: Puisi ditutup dengan panggilan "anakku....", yang menambahkan dimensi emosional yang mendalam. Mungkin ini adalah ekspresi dari kekhawatiran dan tanggung jawab seorang orang tua terhadap anak mereka, dan keinginan untuk melindungi mereka dari pengaruh buruk budaya populer.

Puisi "Skenario Drama Percintaan" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah puisi yang mempertanyakan dan mengkritik narasi cinta dalam media serta menyoroti sisi gelap dari hubungan percintaan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang tajam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali konsep cinta dan kekerasan dalam masyarakat modern.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Skenario Drama Percintaan
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.