Puisi: Sungai Terlipat (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Sungai Terlipat" karya Dorothea Rosa Herliany mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perasaan kehilangan dan kesedihan yang terkait ...
Sungai Terlipat

Aku simpan lukisanmu: sebuah sungai. kubayangkan
anak-anak bermain. katak-katak berenang di pinggirnya.
daunan enggan jatuh. ular-ular melintas, tanpa nafsu
pada ketajaman racun pada taringnya.

matahari, lihatlah, menyembul dan menyalipkan pada
rimbun awal-akhir muara.

tapi aku simpan lukisanmu, sebab ia mengalirkan
airmata. mengalirkan kalimat-demi-kalimat yang
bercerita. kau tak mendengarnya. tapi bacalah
bagaimana ia menutup kesedihannya. tanpa
kekuatan melukis kehidupan. kaki-kaki raksasa
menindihnya.

aku simpan lukisanmu. aku lipat. aku singkirkan
: dalam kalbu!

1992

Sumber: Nikah Ilalang (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Sungai Terlipat" karya Dorothea Rosa Herliany merupakan sebuah refleksi yang dalam tentang kenangan yang tersimpan dalam lukisan, khususnya gambaran tentang sebuah sungai. Dengan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perasaan kehilangan dan kesedihan yang terkait dengan kenangan yang berharga.

Lukisan Sebagai Simbol Kenangan: Lukisan sungai dalam puisi ini merupakan simbol dari kenangan yang berharga bagi penyair. Sungai digambarkan sebagai tempat di mana anak-anak bermain, katak-katak berenang, dan kehidupan alami lainnya berkembang. Lukisan ini menciptakan citra yang hidup dan indah tentang momen-momen yang telah berlalu dan memberikan pengalaman yang berharga bagi penyair.

Kehidupan Alam yang Dinamis: Dalam deskripsinya tentang sungai, penyair menyoroti kehidupan alam yang dinamis di sekitarnya. Dia menggambarkan daunan yang enggan jatuh, ular yang melintas tanpa nafsu, dan matahari yang menyembul di rimbun awal-akhir muara. Ini menciptakan gambaran tentang keindahan alam yang terus berubah dan bergerak dalam harmoni dengan sungainya.

Makna Emosional Lukisan: Meskipun lukisan sungai tersebut tampak indah dan hidup, penyair menyatakan bahwa dia menyimpannya karena itu "mengalirkan airmata" dan "kalimat-demi-kalimat yang bercerita." Lukisan tersebut menjadi simbol dari kesedihan dan penderitaan yang terkubur dalam kenangan yang diabadikan. Meskipun kehidupan terus berlanjut di sekitar sungai, penyair merasa bahwa kesedihan itu tertutup dan tidak mampu menunjukkan kehidupan yang sebenarnya.

Penyimpanan dalam Kalbu: Penyair menyatakan bahwa dia menyimpan lukisan tersebut dalam kalbunya. Ini menunjukkan bahwa kenangan yang terkandung dalam lukisan tersebut sangatlah berharga dan penuh makna baginya. Meskipun lukisan itu mungkin hanya menjadi representasi fisik dari kenangan yang hilang, bagi penyair, itu adalah sesuatu yang sangat berarti dan patut dijaga.

Konsep Terlipat: Judul puisi, "Sungai Terlipat," mungkin mengisyaratkan pada konsep menyimpan kenangan atau pengalaman dalam diri seseorang secara terlipat atau tersembunyi di dalam kalbunya. Ini menyoroti kompleksitas dan kedalaman emosi yang terkandung dalam kenangan yang diabadikan dalam lukisan.

Secara keseluruhan, puisi "Sungai Terlipat" menggambarkan sebuah pengalaman yang dalam tentang kehilangan, kenangan, dan keindahan alam. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan bahasa yang mendalam, puisi ini membangkitkan perasaan nostalgia dan refleksi tentang nilai-nilai yang kita simpan dalam hati kita.

Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Sungai Terlipat
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.