Puisi: Sunyi yang Lebat (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Sunyi yang Lebat" mengundang pembaca untuk merenungkan makna kesunyian dalam berbagai aspeknya.
Sunyi yang Lebat

sunyi yang lebat: ujung-ujung jari
sunyi yang lebat: bola mata dan gendang telinga
sunyi yang lebat: lidah dan lubang hidung
sunyi yang dikenal sebagai hutan: pohon-pohon yang roboh,
            margasatwa membusuk di tepi sungai kering, para
            pemburu mencari jejak panca indra...

Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Sunyi yang Lebat" adalah karya yang singkat namun penuh dengan gambaran yang kuat tentang keadaan sunyi dan kesunyian yang mendalam.

Judul Puisi: Judul "Sunyi yang Lebat" segera memperkenalkan tema utama puisi ini, yaitu kesunyian yang tebal dan mendalam. Sunyi menjadi elemen pusat yang mendominasi seluruh puisi.

Repetisi Kata "Sunyi yang Lebat": Penggunaan repetisi ini memperkuat makna dan kesan kesunyian yang intens. Ketika kata-kata ini diulang, pembaca merasakan dampak yang semakin kuat dari kesunyian yang digambarkan dalam puisi.

Personifikasi Kesunyian: Kesunyian dalam puisi ini tidak hanya dianggap sebagai ketiadaan suara, tetapi juga memiliki kehadiran yang hampir menyerupai makhluk hidup. Ini tercermin dalam penggunaan frasa seperti "bola mata" dan "lidah," yang memberikan kesan bahwa kesunyian itu memiliki karakteristik fisik.

Deskripsi Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang alam yang sunyi dan mati, dengan pohon-pohon yang roboh dan margasatwa yang membusuk. Ini adalah gambaran yang kuat tentang kesunyian yang merajalela di alam.

Kontras dengan Pemburu: Pemburu dalam puisi ini mencari "jejak panca indra," yang kontras dengan kesunyian yang tebal dan hutan yang sunyi. Pemburu mencoba untuk mengatasi kesunyian dengan menggunakan indra mereka untuk mencari tanda-tanda kehidupan.

Makna Mendalam: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kesunyian. Kesunyian yang lebat dapat menjadi pengalaman yang menenangkan, menyelamatkan dari kebisingan dunia, atau dapat menjadi pengingat akan ketiadaan. Makna dari kesunyian ini tergantung pada perspektif pembaca.

Secara keseluruhan, "Sunyi yang Lebat" adalah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna kesunyian dalam berbagai aspeknya. Dengan penggunaan repetisi yang kuat dan deskripsi alam yang mendalam, puisi ini menciptakan suasana yang khas dan mendalam, mendorong kita untuk merenungkan peran kesunyian dalam kehidupan manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Sunyi yang Lebat
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.