Puisi: Wanita dan Bumi Merdeka (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Wanita dan Bumi Merdeka" menggambarkan beragam aspek dalam kehidupan wanita, dari sejarah hingga tantangan kontemporer, sambil mengajak ...
Wanita dan Bumi Merdeka


Sejarah menulisnya,
dari kejayaan Ratu Sima sampai Gayatri
dari kepahlawanan Cut Nyak Dhien sampai Laskar Srikandi
dari perjuangan Sartika dan Kartini
setiap alihnya masa
nusantara memiliki puteri puteri kebanggaan
kebanggaanku, kebanggaan kaumku
sekarang pun kita punya benih dari mereka
beribu bahkan berjuta
dari bukit-bukit tanah Irian sampai pantai Sumatera
dari lembah-lembah Kalimantan sampai jantung ibukota
betapa kini cucu-cucu Kartini
menggempur keterbelakangan
berkarya buat kesejahteraan
merekalah Kartini-Kartini yang berprestasi tinggi
tapi siapa bilang seluruh wanita nusantara
pejuang militan perikemanusiaan
siapa bilang seluruh putri muda bumi merdeka
meteor-meteor genius kader bangsa
tidak seluruh wanita kaumku
Sartika dan Srikandi muda
jangan coba menutup muka
dan pura-pura bertanya: dimana.... siapa?
Siapapun bisa bicara
siapapun bisa melihat
dimana-mana ada
terlebih di setiap jantung kota
betapa kemajuan nilainya diputarbalikkan
betapa keindahan kurnia Tuhan telah diperdagangkan
dalam peragaan dada terbuka
dalam bentuk-bentuk paha yang digerakkan safari neraka
tapi itu mode, kata mereka
contoh terakhir dari Dior dan Italia
inilah: Modern, up to date!
Inilah : freedom of love, freedom of life!
Omong kosong dengan segala macam
freedom dan termodern itu!
Hooi! Kupanggil semua kamu!
Kuseru namamu:
Kaumku, kaum ibu, cucu-cucu Kartini tercinta
gadis petani atau pun putri panglima
Hayo! Dimana itu nyala api kebangkitan
yang membakar cita-cita
dimana itu naskah Ratu Sima yang pernah
mengagungkan wanita
cari itu semua sebelum keburu tua
singsingkan kain lemparkan selendang
penghalang!
Tapi bukan berarti Supermini yang kau kenakan
memakainya, kau takkan bisa bekerja tenang
karena selalu melirik pahamu sendiri yang telanjang
kamu bukan bunga hiasan!
Kamu pun bukan boneka etalase toserba!
Tapi engkaulah bagi kami, harapan hari lusa
dimana karya dan derma
sebagian rintisan masa muda
buat mengisi bumi merdeka!


Yogya, Desember 1973

Analisis Puisi:
Puisi "Wanita dan Bumi Merdeka" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi peran dan potensi perempuan dalam perjuangan dan perkembangan Indonesia yang merdeka. Puisi ini menggambarkan beragam aspek dalam kehidupan wanita, dari sejarah hingga tantangan kontemporer, sambil mengajak pembaca untuk merenungkan peran mereka dalam membangun bangsa.

Penghormatan terhadap Sejarah Wanita Indonesia: Puisi ini membuka dengan penghormatan terhadap wanita Indonesia dalam sejarah perjuangan bangsa. Mengacu pada tokoh-tokoh seperti Ratu Sima, Cut Nyak Dhien, Sartika, dan Kartini, puisi ini merayakan kontribusi mereka dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

Fokus pada Generasi Muda: Puisi ini menjelaskan bahwa warisan wanita-wanita hebat ini tidak hanya sejarah, melainkan juga mewujud dalam generasi muda Indonesia yang berjuang dan berprestasi. Mereka disebut sebagai "benih" dan "meteor-meteor genius kader bangsa," menunjukkan harapan pada generasi muda untuk memajukan bangsa.

Kritik terhadap Eksploitasi Perempuan: Diah Hadaning mengkritik pengeksploitasian citra perempuan dalam masyarakat modern. Ia mengecam penampilan wanita yang terlalu terbuka dan dipergunakan untuk tujuan komersial, yang mengaburkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.

Panggilan untuk Bertindak: Puisi ini mengajak semua wanita, dari berbagai latar belakang dan panggilan, untuk mengambil tindakan. Pesan tersebut ditransmisikan melalui panggilan pada wanita Indonesia untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam membangun Indonesia yang merdeka.

Simbolisme: Penyair menggunakan berbagai simbolisme dalam puisi ini, termasuk selendang sebagai simbol perempuan yang aktif dan pakaian yang melambangkan kemandulan. Selendang diidentifikasi sebagai elemen yang memungkinkan perempuan untuk bekerja dan memberdayakan mereka.

Bahasa yang Kuat: Penyair menggunakan bahasa yang kuat dan gambaran yang jelas untuk menyampaikan pesan puisi ini. Kata-kata seperti "nyala api kebangkitan" dan "penghalang" memberikan kesan yang kuat tentang keberanian dan ketegasan dalam menghadapi tantangan.

Pesan Kesetaraan dan Kemanusiaan: Puisi ini menyiratkan pesan penting tentang kesetaraan dan kemanusiaan, di mana perempuan dilihat sebagai bagian penting dari masyarakat yang memiliki peran yang sama dalam memajukan bangsa.

Puisi "Wanita dan Bumi Merdeka" adalah karya yang merayakan peran wanita dalam sejarah Indonesia dan menyemangati mereka untuk mengambil peran yang aktif dalam membangun bangsa yang merdeka. Diah Hadaning mengingatkan kita akan sejarah dan memandang masa depan, menekankan pentingnya menghormati perempuan dan memandang mereka sebagai mitra yang setara dalam perjuangan kemanusiaan.

"Puisi: Wanita dan Bumi Merdeka (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Wanita dan Bumi Merdeka
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.